Harga Minyak Dunia Terdongkrak 1 Persen Diterpa Sentimen dari AS dan Timur Tengah
Senin, 26 Agustus 2024 - 18:28 WIB
Investor tetap berhati-hati atas sikap Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, atau OPEC+, yang memiliki rencana untuk meningkatkan produksi akhir tahun ini. Hal ini diungkapkan oleh Priyanka Sachdeva, analis pasar senior di Phillip Nova.
"Kartel (sebutan OPEC) baru-baru ini memangkas prospeknya untuk permintaan minyak global, dengan alasan kekhawatiran melemahnya permintaan pada importir minyak utama China," kata Sachdeva.
"Permintaan AS yang kuat saat ini dan pengisian ulang cadangan SPR terlihat sebagai satu-satunya dukungan untuk harga minyak terhadap risiko kelebihan pasokan OPEC," katanya, mengacu pada Cadangan Minyak Strategis (SPR) AS.
Jika OPEC+ menunda kenaikan produksi pada Oktober yang direncanakan, harga minyak dapat menerima dukungan jangka pendek, sambung analis Saxo Bank, Ole Hansen menambahkan.
"Kartel (sebutan OPEC) baru-baru ini memangkas prospeknya untuk permintaan minyak global, dengan alasan kekhawatiran melemahnya permintaan pada importir minyak utama China," kata Sachdeva.
"Permintaan AS yang kuat saat ini dan pengisian ulang cadangan SPR terlihat sebagai satu-satunya dukungan untuk harga minyak terhadap risiko kelebihan pasokan OPEC," katanya, mengacu pada Cadangan Minyak Strategis (SPR) AS.
Jika OPEC+ menunda kenaikan produksi pada Oktober yang direncanakan, harga minyak dapat menerima dukungan jangka pendek, sambung analis Saxo Bank, Ole Hansen menambahkan.
(akr)
tulis komentar anda