Yuan China Makin Populer, Simpanan di Hong Kong Tembus Rp2.308 Triliun

Rabu, 04 September 2024 - 02:35 WIB
Simpanan yuan China di Hong Kong mencapai USD149,5 miliar atau setara Rp2.308 triliun pada bulan Juli 2024, untuk semakin memperkuat peran Hong Kong sebagai pusat offshore yuan hub terbesar. Foto/Dok
JAKARTA - Simpanan yuan China di Hong Kong mencapai 1,06 triliun yuan (USD149,5 miliar) setara Rp2.308 triliun (kurs Rp15.441 per USD) pada bulan Juli 2024, untuk semakin memperkuat peran Hong Kong sebagai pusat offshore yuan hub terbesar. Simpanan yuan per Juli melebihi 1 triliun yuan untuk bulan keempat meskipun menurun 0,4%, menurut data Otoritas Moneter Hong Kong.

Total pengiriman uang yuan dalam transaksi perdagangan lintas batas mencapai 1,28 triliun yuan, atau 1,6% lebih tinggi dari pada bulan Juni.

Peningkatan sentimen pasar ekuitas dan meningkatnya kebutuhan perusahaan akan yuan untuk penyelesaian perdagangan dan modal kerja telah berkontribusi pada lonjakan simpanan yuan di Hong Kong, menurut para analis.



Indeks Hang Seng naik 7% pada kuartal kedua, pulih dari kemerosotan 14% pada tahun 2023 dan penurunan 3% pada tiga bulan pertama tahun ini. Volume perdagangan oleh investor China daratan yang membeli dan menjual saham di Hong Kong melalui mekanisme Stock Connect juga melonjak pada bulan April dan Mei, masing-masing rata-rata 35 miliar yuan dan 52 miliar yuan, dibandingkan dengan 28 miliar yuan pada kuartal pertama.

"Semua ini adalah indikasi bahwa investor, khususnya investor daratan, yang sebelumnya duduk di sela-sela karena sentimen pasar yang lemah pada satu tahap, kembali, dan mereka membawa likuiditas mereka ke Hong Kong," kata Kelvin Lau, ekonom senior Greater China di Standard Chartered Bank (HK) seperti dilansir South China Morning Post.



Simpanan yuan di Hong Kong terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir, didorong oleh "kebutuhan bisnis dan kebutuhan investor untuk memegang mata uang," tambahnya.

"Hong Kong tidak perlu hanya mengandalkan kegiatan terkait pasar saham untuk menumbuhkan simpanan renminbi-nya," kata Lau.

"Ada banyak alasan lain yang kami yakini bahwa pengguna internasional memegang lebih banyak simpanan renminbi, secara struktural," bebernya.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More