Bioskop Segera Dibuka, GPBSI Yakin Bisa Dongkrak Perekonomian
Kamis, 27 Agustus 2020 - 16:45 WIB
JAKARTA - Dewan Pimpinan Pusat Gabungan Pengelola Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) menyambut baik rencana relaksasi usaha bioskop di DKI Jakarta. Setelah diumumkan oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan, GPBSI menunggu surat keputusan resmi mengenai waktu pembukaan.
Ketua GPBSI Djonny Syafruddin mengatakan pihaknya akan mengikuti aturan dari pemda dan setuju dengan pernyataan Gubernur pelaksanaan protokol kesehatan harus ketat. Dalam waktu dekat GPBSI akan berkonsultasi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. (Baca juga: Para Juragan Layar Tancap Menunggu SK Gubernur Anies )
“Kita akan melakukan konsultasi teknis dengan pemda DKI Jakarta sehingga bisa running. Kita tidak bisa sendirian jalan. Dari DKI harus memonitor,” ujar saat dihubungi SINDOnews, Rabu malam (26/8/2020).
Bioskop, menurutnya, bisa memberikan hiburan bagi masyarakat yang telah suntuk selama berbulan-bulan di rumah. “Jiwanya itu harus diperbaiki secara langsung dengan hiburan. Bagaimana hidup ini jiwa dan raga. Fisiknya diobati, kalau didalamnya tidak benahi, repot juga,” tuturnya.
Pembukaan bioskop memang sempat maju-mundur. Pada akhir Juli lalu, sempat akan dibuka, tapi akhirnya batal. Mengingat situasi masih pandemi Covid-19, pengelola bioskop telah menyiapkan kenormalan baru di area bioskop.
Djonny menerangkan pembelian tiket bioskop dilakukan secara daring. calon penonton akan diperiksa oleh thermo gun dan harus cuci tangan di pintu masuk. Di area antrian, nanti akan diberi tanda jarak setiap satu meter.
Tiket nanti disobek sendiri dan ditaruh di nampan yang disediakan. Jadi tidak ada sentuhan antara petugas dengan penonton. Kapasitas studio hanya 50 persen: kiri-kanan dan depan-belakang dari tempat duduk penonton akan dikosongkan. “Harus pakai masker. Yang tidak pakai, Kami mohon maaf, disuruh ke luar. Ini untuk kedisiplinan masyarakat,” ucapnya. (Baca juga: Ke Bioskop untuk Nonton Tenet, Tom Cruise: Suka Sekali! )
Djonny menegaskan meskipun kapasitas setiap studio hanya 50 persen, harga tiket tetap seperti biasa. Dia menjelaskan yang terpenting bisnis ini jalan dulu dan tidak rugi.
“Artinya, tenaga kerja bisa dibayar gajinya. Ada kuliner dan UMKM itu Insha Allah rame. Di daerah itu banyak tempat parkir dan segala macam akan hidup,” paparnya.
Sayangnya, Djonny tidak mau mengungkapkan jumlah kerugian yang ditanggung pengelola bioskop selama penutupan akibat pandemi Covid-19. “Kalau sudah waktunya kami tanya (pengelola), tetapi jelas triliunan seluruh Indonesia,” katanya.
Menurut dia, pembukaan bioskop akan ikut mendongkrak perekonomian. “Sesuai dengan pernyataan Pak Jokowi, bangkit ekonomi dari bawah. Nah, salah satunya bioskop yang bisa mengangkat,” pungkasnya.
Ketua GPBSI Djonny Syafruddin mengatakan pihaknya akan mengikuti aturan dari pemda dan setuju dengan pernyataan Gubernur pelaksanaan protokol kesehatan harus ketat. Dalam waktu dekat GPBSI akan berkonsultasi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. (Baca juga: Para Juragan Layar Tancap Menunggu SK Gubernur Anies )
“Kita akan melakukan konsultasi teknis dengan pemda DKI Jakarta sehingga bisa running. Kita tidak bisa sendirian jalan. Dari DKI harus memonitor,” ujar saat dihubungi SINDOnews, Rabu malam (26/8/2020).
Bioskop, menurutnya, bisa memberikan hiburan bagi masyarakat yang telah suntuk selama berbulan-bulan di rumah. “Jiwanya itu harus diperbaiki secara langsung dengan hiburan. Bagaimana hidup ini jiwa dan raga. Fisiknya diobati, kalau didalamnya tidak benahi, repot juga,” tuturnya.
Pembukaan bioskop memang sempat maju-mundur. Pada akhir Juli lalu, sempat akan dibuka, tapi akhirnya batal. Mengingat situasi masih pandemi Covid-19, pengelola bioskop telah menyiapkan kenormalan baru di area bioskop.
Djonny menerangkan pembelian tiket bioskop dilakukan secara daring. calon penonton akan diperiksa oleh thermo gun dan harus cuci tangan di pintu masuk. Di area antrian, nanti akan diberi tanda jarak setiap satu meter.
Tiket nanti disobek sendiri dan ditaruh di nampan yang disediakan. Jadi tidak ada sentuhan antara petugas dengan penonton. Kapasitas studio hanya 50 persen: kiri-kanan dan depan-belakang dari tempat duduk penonton akan dikosongkan. “Harus pakai masker. Yang tidak pakai, Kami mohon maaf, disuruh ke luar. Ini untuk kedisiplinan masyarakat,” ucapnya. (Baca juga: Ke Bioskop untuk Nonton Tenet, Tom Cruise: Suka Sekali! )
Djonny menegaskan meskipun kapasitas setiap studio hanya 50 persen, harga tiket tetap seperti biasa. Dia menjelaskan yang terpenting bisnis ini jalan dulu dan tidak rugi.
“Artinya, tenaga kerja bisa dibayar gajinya. Ada kuliner dan UMKM itu Insha Allah rame. Di daerah itu banyak tempat parkir dan segala macam akan hidup,” paparnya.
Sayangnya, Djonny tidak mau mengungkapkan jumlah kerugian yang ditanggung pengelola bioskop selama penutupan akibat pandemi Covid-19. “Kalau sudah waktunya kami tanya (pengelola), tetapi jelas triliunan seluruh Indonesia,” katanya.
Menurut dia, pembukaan bioskop akan ikut mendongkrak perekonomian. “Sesuai dengan pernyataan Pak Jokowi, bangkit ekonomi dari bawah. Nah, salah satunya bioskop yang bisa mengangkat,” pungkasnya.
(ind)
tulis komentar anda