Jakarta Tak Lagi Berstatus Ibu Kota, ke Mana Arah Investasinya?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemindahan Ibu kota negara ke Kalimantan atau tepatnya Ibu Kota Nusantara (IKN) dinilai masih membawa harapan bagi DKI Jakarta dalam menarik arus modal investasi .Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMPTSP) DKI Jakarta, Benni Aguscandra mengatakan, peralihan status Jakarta yang tak lagi sebagai ibu kota justru memberi kesempatan masuknya investasi baru.
“Saya kira Jakarta masih akan menjadi pusat pertumbuhan di Indonesia, karena dari sisi lokasi strategis, jadi jalur perdagangan pasti tetap di Jakarta,” kata Benni dalam Konferensi Pers Jakarta Investment Festival 2024, Rabu (19/6/2024).
Kendati tidak menjadi pusat pemerintahan, kucuran dana investasi di Jakarta dinilai masih akan eksis dari sisi sektor konsumer, wisata, MICE, properti, dan transportasi.
Ini terlebih didukung rencana pemerintah untuk membuat Jakarta sebagai wilayah aglomerasi pasca-pemindahan Ibu kota. Aglomerasi adalah sentral kawasan perkotaan yang menyatukan industri, perdagangan, transportasi terpadu, dan bidang strategis lainnya demi mendukung ekonomi dan kesejahteraan warganya.
“Investasi tetap akan berkembang, posisinya tetap strategis. Aglomerasi memberi kesempatan pertumbuhan yang lebih besar jika terintegrasi dengan wilayah sekitar,” paparnya.
Pada Maret lalu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno menyambut baik rencana pembangunan kota aglomerasi Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi, dan Cianjur alias Jabodetabekjur.
Sandiaga menilai, kawasan ini akan memacu investasi sekaligus wisatawan dalam negeri. "Dengan transportasi, penataan ruang, infrastruktur, dan pengelolaan lingkungan yang disinkronkan para wisatawan jadi lebih mudah berkunjung ke kota satelit lainnya," paparnya.
“Saya kira Jakarta masih akan menjadi pusat pertumbuhan di Indonesia, karena dari sisi lokasi strategis, jadi jalur perdagangan pasti tetap di Jakarta,” kata Benni dalam Konferensi Pers Jakarta Investment Festival 2024, Rabu (19/6/2024).
Kendati tidak menjadi pusat pemerintahan, kucuran dana investasi di Jakarta dinilai masih akan eksis dari sisi sektor konsumer, wisata, MICE, properti, dan transportasi.
Ini terlebih didukung rencana pemerintah untuk membuat Jakarta sebagai wilayah aglomerasi pasca-pemindahan Ibu kota. Aglomerasi adalah sentral kawasan perkotaan yang menyatukan industri, perdagangan, transportasi terpadu, dan bidang strategis lainnya demi mendukung ekonomi dan kesejahteraan warganya.
“Investasi tetap akan berkembang, posisinya tetap strategis. Aglomerasi memberi kesempatan pertumbuhan yang lebih besar jika terintegrasi dengan wilayah sekitar,” paparnya.
Pada Maret lalu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno menyambut baik rencana pembangunan kota aglomerasi Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi, dan Cianjur alias Jabodetabekjur.
Sandiaga menilai, kawasan ini akan memacu investasi sekaligus wisatawan dalam negeri. "Dengan transportasi, penataan ruang, infrastruktur, dan pengelolaan lingkungan yang disinkronkan para wisatawan jadi lebih mudah berkunjung ke kota satelit lainnya," paparnya.
(akr)