Jokowi Curhat Pekerjaan Terberat selama 10 Tahun Jadi Presiden
Senin, 23 September 2024 - 19:33 WIB
GRESIK - Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) menyebutkan, mengajak perusahaan pertambangan untuk membangun smelter menjadi pekerjaan yang berat dan melelahkan selama dirinya 10 tahun menjabat sebagai Presiden. Curahan hati ini diungkapkan saat meresmikan produksi smelter PT Freeport Indonesia di Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur pada hari ini Senin (23/9/2024).
"Saya ingat pekerjaan yang berat dan melelahkan selama saya menjabat sebagai presiden selama 10 tahun ini adalah mengajak perusahaan pertambangan untuk membangun smelter. Pekerjaan sangat berat," kata Jokowi dalam sambutannya.
Jokowi menceritakan pada tahun 2017 dirinya bernegosiasi dengan CEO Freeport McMoran Inc Richard Adkerson untuk membangun smelter di Gresik. Menurut Jokowi negosiasi saat itu dinilai alot.
"Karena saya tahu memang ini adalah investasi yang tidak kecil, Rp 56 triliun itu bukan uang yang kecil, uang yang gede banget. Sehingga saya juga sadar memang perusahaan harus mengkalkulasi perusahaan harus berhitung apa keuntungan membangun smelter sebesar ini dan setelah itu langsung 2018, dimulai persiapan lahannya," jelasnya.
Akhirnya, kata Jokowi, setelah 30 bulan akhirnya dirinya dapat meresmikan produksi smelter di Gresik. Lahan smelter tersebut seluas 104 hektar dengan nilai investasi Rp 56 triliun.
"Tetapi dengan pembangunan ini. Iseng iseng saya berhitung berapa sih revenuenya berapa dan paling penting buat kita, buat presiden adalah penerimaan negara baik pusat dan di daerah seperti apa. Hitung-hitungan saya penerimaan negara masuk kira-kira 80 triliun rupiah dari PT Freeport Indonesia, baik berupa deviden royalti, pph badan, pph karyawan, pajak untuk daerah, bea keluar, pajak ekspor semuanya kira-kira angkanya seperti itu. ini angka yang sangat besar sekali," kata Jokowi.
"Ini kalau hanya satu perusahaan, tadi pagi saya juga buka smelter di Sumbawa, 2 perusahaan, 3 perusahaan, 4 perusahaan, 5 perusahaan 6 perusahaan, penerimaan negara kita akan semakin besar dan semakin meningkat, dibanding apabila kita hanya mengekspor raw material atau mengekspor bahan mentah saja," tambahnya.
"Saya ingat pekerjaan yang berat dan melelahkan selama saya menjabat sebagai presiden selama 10 tahun ini adalah mengajak perusahaan pertambangan untuk membangun smelter. Pekerjaan sangat berat," kata Jokowi dalam sambutannya.
Baca Juga
Jokowi menceritakan pada tahun 2017 dirinya bernegosiasi dengan CEO Freeport McMoran Inc Richard Adkerson untuk membangun smelter di Gresik. Menurut Jokowi negosiasi saat itu dinilai alot.
"Karena saya tahu memang ini adalah investasi yang tidak kecil, Rp 56 triliun itu bukan uang yang kecil, uang yang gede banget. Sehingga saya juga sadar memang perusahaan harus mengkalkulasi perusahaan harus berhitung apa keuntungan membangun smelter sebesar ini dan setelah itu langsung 2018, dimulai persiapan lahannya," jelasnya.
Baca Juga
Akhirnya, kata Jokowi, setelah 30 bulan akhirnya dirinya dapat meresmikan produksi smelter di Gresik. Lahan smelter tersebut seluas 104 hektar dengan nilai investasi Rp 56 triliun.
"Tetapi dengan pembangunan ini. Iseng iseng saya berhitung berapa sih revenuenya berapa dan paling penting buat kita, buat presiden adalah penerimaan negara baik pusat dan di daerah seperti apa. Hitung-hitungan saya penerimaan negara masuk kira-kira 80 triliun rupiah dari PT Freeport Indonesia, baik berupa deviden royalti, pph badan, pph karyawan, pajak untuk daerah, bea keluar, pajak ekspor semuanya kira-kira angkanya seperti itu. ini angka yang sangat besar sekali," kata Jokowi.
"Ini kalau hanya satu perusahaan, tadi pagi saya juga buka smelter di Sumbawa, 2 perusahaan, 3 perusahaan, 4 perusahaan, 5 perusahaan 6 perusahaan, penerimaan negara kita akan semakin besar dan semakin meningkat, dibanding apabila kita hanya mengekspor raw material atau mengekspor bahan mentah saja," tambahnya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda