4 Negara yang Memiliki Smelter Nikel Terbesar di Dunia, Selain Indonesia
Selasa, 24 September 2024 - 11:28 WIB
JAKARTA - Terdapat empat negara yang memiliki smelter nikel terbesar di dunia selain Indonesia. Menjamurnya produksi kendaraan listrik membuat permintaan akan nikel sebagai bahan baku baterai meningkat pesat.
Hal itu seakan menjadi masa depan yang cerah bagi negara-negara penghasil tambang nikel. Hingga saat ini, Indonesia masih menjadi negara yang memiliki smelter nikel terbesar di dunia.
Menurut situs Statista, produksi nikel Indonesia bisa mencapai 1,8 juta metrik ton pada tahun 2023. Tanah Air juga disebut memiliki cadangan nikel sebesar 55 juta metrik ton.
Selain Indonesia, ada beberapa negara lain yang juga memiliki smelter nikel yang cukup besar meskipun secara angka akan sangat jauh dibandingkan Tanah Air.
4 Negara yang Memiliki Smelter Nikel Terbesar
1. Filipina
Negara tetangga Indonesia di Asia Tenggara ini telah menjadi salah satu negara penghasil nikel teratas, sekaligus pengekspor bijih nikel selama beberapa waktu.
Pada tahun 2017 dan 2018, produksi nikel Filipina sempat mengalami penurunan dari 366.000 MT menjadi 340.000 MT. Di tahun 2019, negara tersebut berhasil meningkatkan angka produksinya hingga menyentuh 420.000 MT.
Hal itu seakan menjadi masa depan yang cerah bagi negara-negara penghasil tambang nikel. Hingga saat ini, Indonesia masih menjadi negara yang memiliki smelter nikel terbesar di dunia.
Baca Juga
Menurut situs Statista, produksi nikel Indonesia bisa mencapai 1,8 juta metrik ton pada tahun 2023. Tanah Air juga disebut memiliki cadangan nikel sebesar 55 juta metrik ton.
Selain Indonesia, ada beberapa negara lain yang juga memiliki smelter nikel yang cukup besar meskipun secara angka akan sangat jauh dibandingkan Tanah Air.
4 Negara yang Memiliki Smelter Nikel Terbesar
1. Filipina
Negara tetangga Indonesia di Asia Tenggara ini telah menjadi salah satu negara penghasil nikel teratas, sekaligus pengekspor bijih nikel selama beberapa waktu.
Pada tahun 2017 dan 2018, produksi nikel Filipina sempat mengalami penurunan dari 366.000 MT menjadi 340.000 MT. Di tahun 2019, negara tersebut berhasil meningkatkan angka produksinya hingga menyentuh 420.000 MT.
Lihat Juga :
tulis komentar anda