4 Negara yang Memiliki Smelter Nikel Terbesar di Dunia, Selain Indonesia
Selasa, 24 September 2024 - 11:28 WIB
Sayangnya di tahun 2022, Filipina mengalami penurunan produksi nikel menjadi 345.000 MT. Hal itu disebabkan oleh curah hujan yang tinggi yang telah membanjiri operasi penambangan.
Tahun 2023 merupakan tahun pemulihan yang besar karena tambang nikel di negara tersebut berhasil meningkatkan produksinya hingga 400.000 metrik ton.
Kebangkitan itu dapat berlanjut karena dua produsen nikel terbesar di Filipina, Nickel Asia dan Global Ferronickel, berencana untuk berinvestasi sekitar US$2 miliar untuk membangun pabrik pemrosesan nikel baru.
2. Kaledonia Baru
Negara Prancis di lepas pantai Australia ini sangat bergantung pada harga nikel untuk menunjang perekonomiannya. Dalam beberapa tahun terakhir, Kaledonia Baru telah beberapa kali mengalami gejolak produksi nikel.
Dimulai dari tahun 2019 yang sebesar 220.000 MT, lalu di tahun 2022 produksi mereka sempat menurun ke angka 190.000 MT, dan di tahun 2023 kembali mengalami peningkatan hingga 230.000 metrik ton.
Baru-baru ini, industri nikel Kaledonia Baru diganggu oleh kenaikan biaya energi dan keresahan sosial politik. Hal tersebut diperburuk dengan penambang besar Glencore yang memutuskan untuk menutup tambang nikel Koniambo dan menjualnya.
Mengingat situasi ini, pemerintah Prancis telah menawarkan paket talangan sebesar 200 juta euro untuk industri nikel Kaledonia Baru. Sayangnya, langkah tersebut tidak berjalan sesuai rencana.
3. Rusia
Rusia telah mengalami penurunan produksi nikel dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2018, produksi nikel negara tersebut mencapai 272.000 MT, tetapi pada tahun 2023 produksinya hanya sekitar 220.000 MT.
Tahun 2023 merupakan tahun pemulihan yang besar karena tambang nikel di negara tersebut berhasil meningkatkan produksinya hingga 400.000 metrik ton.
Kebangkitan itu dapat berlanjut karena dua produsen nikel terbesar di Filipina, Nickel Asia dan Global Ferronickel, berencana untuk berinvestasi sekitar US$2 miliar untuk membangun pabrik pemrosesan nikel baru.
2. Kaledonia Baru
Negara Prancis di lepas pantai Australia ini sangat bergantung pada harga nikel untuk menunjang perekonomiannya. Dalam beberapa tahun terakhir, Kaledonia Baru telah beberapa kali mengalami gejolak produksi nikel.
Dimulai dari tahun 2019 yang sebesar 220.000 MT, lalu di tahun 2022 produksi mereka sempat menurun ke angka 190.000 MT, dan di tahun 2023 kembali mengalami peningkatan hingga 230.000 metrik ton.
Baru-baru ini, industri nikel Kaledonia Baru diganggu oleh kenaikan biaya energi dan keresahan sosial politik. Hal tersebut diperburuk dengan penambang besar Glencore yang memutuskan untuk menutup tambang nikel Koniambo dan menjualnya.
Mengingat situasi ini, pemerintah Prancis telah menawarkan paket talangan sebesar 200 juta euro untuk industri nikel Kaledonia Baru. Sayangnya, langkah tersebut tidak berjalan sesuai rencana.
3. Rusia
Rusia telah mengalami penurunan produksi nikel dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2018, produksi nikel negara tersebut mencapai 272.000 MT, tetapi pada tahun 2023 produksinya hanya sekitar 220.000 MT.
Lihat Juga :
tulis komentar anda