Bisnis Rusia Mulai Ketergantungan China Saat Pasokan Yuan Diramal Mengering
Selasa, 01 Oktober 2024 - 14:55 WIB
JAKARTA - Yuan China menjadi mata uang asing yang paling banyak diperdagangkan di Rusia , akan tetapi ketersediaannya di negara yang sedang dihantam sanksi berat itu kemungkinan bakal segera mengering. Jika benar terjadi, maka bisnis Rusia bisa berada dalam kondisi kritis seiring ketergantungan terhadap yuan saat perdagangan dengan China terus meningkat.
Seperti diketahui setelah Rusia melayangkan invasi ke Ukraina pada tahun 2022, perang tersebut telah memicu sanksi Barat yang mem buat Rusia tertutup dari sistem keuangan global.
Pada bulan Juni, AS memperluas sanksi yang memaksa Bursa Moskow dan agen kliringnya untuk menghentikan perdagangan dalam dolar dan euro. Lisensi Departemen Keuangan yang memungkinan masih dapat melakukan beberapa transaksi, bakal berakhir pada 12 Oktober 2024.
Sementara Rusia sudah beralih dari mata uang Barat demi yuan, sanksi tambahan AS dapat memiliki efek limpahan pada bank-bank China yang terlibat dalam transaksi yuan dengan Rusia.
"Situasi mungkin berubah setelah 12 Oktober," kata seorang sumber kepada Reuters.
"Kekurangan yuan yang tiba-tiba atau penolakan total untuk menerima pembayaran dari Rusia oleh bank-bank China menjadi mungkin terjadi," jelasnya.
Semua itu karena seluruh operasi konversi, termasuk buat anak perusahaan bank-bank China, akan berhenti, dan semua posisi valuta asing yang terbuka melalui Bursa Moskow akan ditutup, tambah laporan itu.
Seperti diketahui setelah Rusia melayangkan invasi ke Ukraina pada tahun 2022, perang tersebut telah memicu sanksi Barat yang mem buat Rusia tertutup dari sistem keuangan global.
Pada bulan Juni, AS memperluas sanksi yang memaksa Bursa Moskow dan agen kliringnya untuk menghentikan perdagangan dalam dolar dan euro. Lisensi Departemen Keuangan yang memungkinan masih dapat melakukan beberapa transaksi, bakal berakhir pada 12 Oktober 2024.
Sementara Rusia sudah beralih dari mata uang Barat demi yuan, sanksi tambahan AS dapat memiliki efek limpahan pada bank-bank China yang terlibat dalam transaksi yuan dengan Rusia.
"Situasi mungkin berubah setelah 12 Oktober," kata seorang sumber kepada Reuters.
"Kekurangan yuan yang tiba-tiba atau penolakan total untuk menerima pembayaran dari Rusia oleh bank-bank China menjadi mungkin terjadi," jelasnya.
Semua itu karena seluruh operasi konversi, termasuk buat anak perusahaan bank-bank China, akan berhenti, dan semua posisi valuta asing yang terbuka melalui Bursa Moskow akan ditutup, tambah laporan itu.
Lihat Juga :
tulis komentar anda