Perang Dagang China-Uni Eropa Meletus saat Beijing Ajukan Keluhan ke WTO
Kamis, 31 Oktober 2024 - 07:46 WIB
Dalam menetapkan kenaikan tarif, kepala perdagangan Uni Eropa, Valdis Dombrovskis mengutarakan, anggota blok "menyambut baik persaingan, termasuk di sektor kendaraan listrik, tetapi harus didukung oleh keadilan dan lapangan bermain yang setara".
"Dengan mengadopsi langkah-langkah yang proporsional dan hal ini dilakukan setelah penyelidikan yang ketat, kami membela praktik pasar yang adil dan untuk basis industri Eropa."
Persetujuan resmi blok untuk kenaikan tarif pada hari Selasa datang setelah upaya China sebelumnya untuk mencapai kesepakatan gagal. Beijing telah menyatakan bahwa kenaikan tarif - pertama kali diumumkan oleh Uni Eropa pada bulan Juni - adalah praktik proteksionis yang mempromosikan persaingan tidak sehat.
Kementerian Perdagangan mengatakan, "ada banyak aspek yang tidak masuk akal dan tidak patuh" dalam penyelidikan anti-subsidi blok Eropa pada mobil listrik buatan China.
Kamar Dagang China untuk Uni Eropa juga menyerukan penghentian tarif tambahan, dengan mengatakan pihaknya "sangat menyesali dan tidak puas dengan keputusan Uni Eropa yang berorientasi ke dalam dan bermotif politik".
Kenaikan tarif adalah hasil dari penyelidikan anti-subsidi yang diluncurkan oleh Uni Eropa tahun lalu, yang menemukan bahwa EV buatan China mendistorsi pasar Eropa. Tarif yang lumayan besar dianggap perlu untuk menyamakan dampak subsidi negara China di sektor EV.
Konflik ini selanjutnya berkembeng menjadi perang dagang terbesar yang pernah ada antara China dan Uni Eropa dan menimbulkan kekhawatiran konflik perdagangan ini dapat berkepanjangan dan berdampak pahit.
Sementara itu China sebagai aksi balasan pada awal bulan ini menampar tarif hingga 39% pada ekspor brendi Eropa, dan telah mengisyaratkan akan mengenakan bea pada mobil yang diimpor dari Uni Eropa. China juga telah meluncurkan penyelidikan anti-dumping terhadap produk susu dan babi.
"Dengan mengadopsi langkah-langkah yang proporsional dan hal ini dilakukan setelah penyelidikan yang ketat, kami membela praktik pasar yang adil dan untuk basis industri Eropa."
Persetujuan resmi blok untuk kenaikan tarif pada hari Selasa datang setelah upaya China sebelumnya untuk mencapai kesepakatan gagal. Beijing telah menyatakan bahwa kenaikan tarif - pertama kali diumumkan oleh Uni Eropa pada bulan Juni - adalah praktik proteksionis yang mempromosikan persaingan tidak sehat.
Kementerian Perdagangan mengatakan, "ada banyak aspek yang tidak masuk akal dan tidak patuh" dalam penyelidikan anti-subsidi blok Eropa pada mobil listrik buatan China.
Kamar Dagang China untuk Uni Eropa juga menyerukan penghentian tarif tambahan, dengan mengatakan pihaknya "sangat menyesali dan tidak puas dengan keputusan Uni Eropa yang berorientasi ke dalam dan bermotif politik".
Kenaikan tarif adalah hasil dari penyelidikan anti-subsidi yang diluncurkan oleh Uni Eropa tahun lalu, yang menemukan bahwa EV buatan China mendistorsi pasar Eropa. Tarif yang lumayan besar dianggap perlu untuk menyamakan dampak subsidi negara China di sektor EV.
Konflik ini selanjutnya berkembeng menjadi perang dagang terbesar yang pernah ada antara China dan Uni Eropa dan menimbulkan kekhawatiran konflik perdagangan ini dapat berkepanjangan dan berdampak pahit.
Sementara itu China sebagai aksi balasan pada awal bulan ini menampar tarif hingga 39% pada ekspor brendi Eropa, dan telah mengisyaratkan akan mengenakan bea pada mobil yang diimpor dari Uni Eropa. China juga telah meluncurkan penyelidikan anti-dumping terhadap produk susu dan babi.
(akr)
tulis komentar anda