Bukan Aset Saja, BP Danantara Juga Bakal Ketiban Utang Jumbo BUMN

Jum'at, 22 November 2024 - 20:15 WIB
BP Danantara tidak saja mengelola aset-aset BUMN, tapi badan baru ini dipastikan ikut bertanggung jawab atas pengelolaan utang jumbo BUMN. Foto/Dok
JAKARTA - Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara alias BP Danantara tidak saja mengelola aset-aset Badan Usaha Milik Negara ( BUMN ). Badan baru ini dipastikan ikut bertanggung jawab atas pengelolaan neraca keuangan perseroan negara.

Associate Director BUMN Research UI, Toto Pranoto menilai pengalihan perusahaan pelat merah ke BP Danantara dilakukan secara menyeluruh, termasuk neraca keuangan perusahaan.Karena itu, BP Danantara tidak saja mengelola aset BUMN , namun juga ekuitas, utang, laporan laba rugi, dan aspek lain yang dibukukan dalam laporan keuangan perusahaan.





“Ya tentu kalau transfer pengelolaan, transfer ownership-nya, kepemilikannya, misalnya kepemilikan dari Kementerian BUMN ke BP Danantara, berarti ditransferkan seluruhnya,” ujar Toto kepada MNC Portal, Jumat (22/11/2024).

“Baik aset maupun juga utang, kewajiban, dan seluruh equity-nya. Jadi kan gak mungkin yang ditransfer cuma asetnya aja, ya semuanya lah,” paparnya.

Pada tahap awal pendiriannya, BP Danantara menaungi tujuh BUMN, yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT PLN (Persero). Lalu PT Pertamina (Persero), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), dan PT Mineral Industri Indonesia (Persero) atau MIND ID.

Menurut dia, paska tujuh BUMN dipindahkan ke BP Danantara, pemerintah bakal mencari skema terbaik untuk mengelola neraca keuangan perseroan. Tujuannya, meningkatkan create value atau penciptaan nilai.

“Jadi neracanya, laporan keuangan, laba ruginya tujuh BUMN itu seperti apa? Itu semuanya ditransfer ke BP Danantara, tinggal nanti setelah di transfer ke BP Danantara, kemudian bentuk pengelolaannya akan menjadi seperti apa gitu,” beber dia.

Toto memandang BP Danantara punya tugas besar lantaran harus mendorong pertumbuhan value creation BUMN dari posisinya saat ini. Apalagi, tujuh perusahaan yang dialihkan merupakan BUMN raksasa dengan kinerja terbaik saat ini.



“Bagaimana mereka buat suatu model pembinaan atau pengelolaan tujuh BUMN ini yang bisa meng-create value yang jauh lebih tinggi dibandingkan misalnya dengan posisi saat ini,” ucap dia.

“Itu yang penting diharapkan ya karena kalau misalnya mereka sudah pindah, dikelola BP Danantara, tapi kemudian value-nya gak berubah sebetulnya kan gak terlalu penting juga jadinya ya dipindah ke BP Danantara,” lanjut Toto.
(akr)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More