World Plastics Council dan Global Plastics Alliance Ajak Mengakhiri Polusi Plastik
Jum'at, 22 November 2024 - 22:08 WIB
Lebih lanjut, Edi mengungkapkan dalam membangun sirkularitas dalam seluruh siklus hidup plastik mulai dari desain, daur ulang hingga pengelolaan akhir masa pakai yang bertanggung jawab dan mengembangkan sistem pengelolaan sampah yang sesuai dengan kebutuhan harus menjadi landasan utama perjanjian ini.
"Cara paling efektif untuk mencapai tujuan perjanjian, sambil tetap mempertahankan manfaat plastik bagi masyarakat, adalah menjadikan sampah plastik sebagai komoditas yang memiliki nilai nyata," kata Edi.
Plastik memungkinkan penggunaan tenaga angin dan surya, meningkatkan efisiensi bangunan dan transportasi, menjaga ketahanan pangan, memperbaiki infrastruktur, serta mendukung layanan kesehatan modern. Oleh karena itu, perjanjian ini harus mengakui bahwa plastik diperlukan untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan dan penanganan perubahan iklim. Perjanjian ini juga harus mengakui bahwa sampah yang tidak terkelola adalah penyebab utama polusi, serta memprioritaskan penyediaan pengelolaan sampah yang memadai bagi sekitar 2,7 miliar orang yang belum mendapatkannya.
"Di World Plastics Council, kami telah menghabiskan 18 bulan terakhir untuk menyatukan berbagai pemangku kepentingan guna membahas cara terbaik mengatasi salah satu tantangan terbesar di masa kita mengakhiri polusi plastik, tambah Benny.
Diskusi ini difokuskan pada mengidentifikasi kesamaan dan solusi yang ambisius, dapat diimplementasikan secara praktis, serta memungkinkan masyarakat di seluruh negara di dunia untuk terus mendapatkan manfaat dari plastik bagi pembangunan dan pertumbuhan ekonomi mereka. "Diskusi ini juga menegaskan bahwa dengan fokus, rasa urgensi, dan kompromi, hasil yang sukses dari negosiasi dapat tercapai," pungkasnya.
"Cara paling efektif untuk mencapai tujuan perjanjian, sambil tetap mempertahankan manfaat plastik bagi masyarakat, adalah menjadikan sampah plastik sebagai komoditas yang memiliki nilai nyata," kata Edi.
Plastik memungkinkan penggunaan tenaga angin dan surya, meningkatkan efisiensi bangunan dan transportasi, menjaga ketahanan pangan, memperbaiki infrastruktur, serta mendukung layanan kesehatan modern. Oleh karena itu, perjanjian ini harus mengakui bahwa plastik diperlukan untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan dan penanganan perubahan iklim. Perjanjian ini juga harus mengakui bahwa sampah yang tidak terkelola adalah penyebab utama polusi, serta memprioritaskan penyediaan pengelolaan sampah yang memadai bagi sekitar 2,7 miliar orang yang belum mendapatkannya.
"Di World Plastics Council, kami telah menghabiskan 18 bulan terakhir untuk menyatukan berbagai pemangku kepentingan guna membahas cara terbaik mengatasi salah satu tantangan terbesar di masa kita mengakhiri polusi plastik, tambah Benny.
Diskusi ini difokuskan pada mengidentifikasi kesamaan dan solusi yang ambisius, dapat diimplementasikan secara praktis, serta memungkinkan masyarakat di seluruh negara di dunia untuk terus mendapatkan manfaat dari plastik bagi pembangunan dan pertumbuhan ekonomi mereka. "Diskusi ini juga menegaskan bahwa dengan fokus, rasa urgensi, dan kompromi, hasil yang sukses dari negosiasi dapat tercapai," pungkasnya.
(nng)
Lihat Juga :
tulis komentar anda