Percepat Proyek Transmisi demi Maksimalkan EBT Didukung Partisipasi Swasta
Kamis, 28 November 2024 - 09:55 WIB
JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral atau ESDM menegaskan pentingnya sinergi dan partisipasi swasta dalam pembiayaan proyek transmisi 50.000 Km sirkuit untuk memaksimalkan potensi energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia.
"Kebutuhan investasi yang sangat besar tersebut tentunya tidak bisa sepenuhnya oleh pembiayaan PL, sehingga diperlukan dukungan pemerintah dan partisipasi swasta dalam pembiayaan proyek transmisi, seperti KPBU, deferred payment, dan lain-lain," kata Koordinator Perencanaan Transmisi Tenaga Listrik Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Muhadi dalam diskusi panel Electricity Connect 2024.
Diketahui dalam 10 tahun ke depan, Indonesia akan membangun jaringan transmisi sekitar 50.000 kms, gardu induk sekitar 105.000 MVA, dengan total investasi mencapai Rp400 triliun.
Muhadi mengungkapkan, transmisi tersebut mencakup transmission priorities di antaranya backbone transmissions sebesar 15.000 kms, interconnections 4.500 kms, dan fishbone transmissions sebesar 20.000 kms.
Dalam pemaparannya, Muhadi menyebut potensi EBT di Indonesia tersebar di berbagai wilayah, sayangnya belum dimanfaatkan dengan maksimal. Dia menjabarkan antara lain potensi hidro tersebar di seluruh wilayah Indonesia, terutama di Kalimantan Utara, Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Papua.
Kemudian, potensi tenaga surya yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, terutama di NTT, Kalimantan Barat, dan Riau. Sementara itu, potensi tenaga angin terutama dapat ditemukan di wilayah NTT, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Aceh, dan Papua.
"Potensi energi laut tersebar di seluruh wilayah Indonesia, terutama Maluku, NTT, NTB, dan Bali," paparnya.
"Kebutuhan investasi yang sangat besar tersebut tentunya tidak bisa sepenuhnya oleh pembiayaan PL, sehingga diperlukan dukungan pemerintah dan partisipasi swasta dalam pembiayaan proyek transmisi, seperti KPBU, deferred payment, dan lain-lain," kata Koordinator Perencanaan Transmisi Tenaga Listrik Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Muhadi dalam diskusi panel Electricity Connect 2024.
Diketahui dalam 10 tahun ke depan, Indonesia akan membangun jaringan transmisi sekitar 50.000 kms, gardu induk sekitar 105.000 MVA, dengan total investasi mencapai Rp400 triliun.
Muhadi mengungkapkan, transmisi tersebut mencakup transmission priorities di antaranya backbone transmissions sebesar 15.000 kms, interconnections 4.500 kms, dan fishbone transmissions sebesar 20.000 kms.
Dalam pemaparannya, Muhadi menyebut potensi EBT di Indonesia tersebar di berbagai wilayah, sayangnya belum dimanfaatkan dengan maksimal. Dia menjabarkan antara lain potensi hidro tersebar di seluruh wilayah Indonesia, terutama di Kalimantan Utara, Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Papua.
Kemudian, potensi tenaga surya yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, terutama di NTT, Kalimantan Barat, dan Riau. Sementara itu, potensi tenaga angin terutama dapat ditemukan di wilayah NTT, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Aceh, dan Papua.
"Potensi energi laut tersebar di seluruh wilayah Indonesia, terutama Maluku, NTT, NTB, dan Bali," paparnya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda