Perang Berkepanjangan, Ini Ramalan Ngeri Ekonomi Rusia di 2025

Selasa, 03 Desember 2024 - 08:34 WIB
Kostin mengatakan bahwa sanksi-sanksi dari Barat, pengeluaran yang tinggi untuk militer, subsidi negara untuk banyak pinjaman dan ekspektasi inflasi yang tinggi membuat tingkat suku bunga acuan, yang berada di level tertinggi sejak 2003, menjadi kurang efektif.

"Dalam konteks pengeluaran militer yang tinggi dan sanksi-sanksi, sebuah instrumen seperti suku bunga acuan mungkin tidak sepenuhnya efektif dalam mengelola inflasi,” kata Kostin.

Ia mengatakan bahwa rubel Rusia akan stabil di sekitar 100 terhadap dolar setelah periode volatilitas. Rubel turun 15% terhadap dolar AS setelah putaran terakhir sanksi AS bulan lalu menghantam pemberi pinjaman terbesar ketiga Gazprombank, yang menangani perdagangan energi Rusia dengan Eropa.



Kostin mengatakan bahwa dengan suku bunga saat ini, pertumbuhan pinjaman secara keseluruhan akan melambat menjadi 10% tahun depan dari 20% pada 2024 sementara bank-bank Rusia tidak akan dapat menghasilkan sebanyak tahun depan seperti yang mereka lakukan pada 2024. Ia mengatakan bahwa laba VTB akan turun 27% pada tahun 2025.

VTB, yang mengelola banyak aset industri, termasuk konglomerat pembuatan kapal, tidak melihat adanya kebangkrutan massal akibat suku bunga, bahkan di sektor-sektor yang rentan seperti pertambangan batu bara dan real estat.

"Kami tidak melihat situasi tahun 2008, ketika perusahaan-perusahaan besar runtuh. Saya tidak melihat ada perusahaan yang saat ini merasa sangat terpuruk," kata Kostin.
(nng)
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More