Percaya Ramalan IMF, Pemerintah Optimis Ekonomi RI Tumbuh 5,5% Tahun Depan
Selasa, 01 September 2020 - 14:25 WIB
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan bahwa di tahun 2021, pemerintah optimis bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup moderat berada di rentang 4,5 - 5,5%. Meski tingkat ketidakpastian cukup tinggi akibat pandemi Covid-19, proyeksi pertumbuhan ekonomi telah diramal lembaga-lembaga internasional.
"Tahun 2021, IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 6,1% sementara World Bank 4,8%, dan ADB 5,3%," ujar dia dalam rapat paripurna DPR RI di Jakarta, Selasa (1/9/2020).
Adapun pertumbuhan ekonomi di rentang tersebut didorong oleh beberapa faktor utama. Pertama, karena keberhasilan penanganan pandemi Covid-19, termasuk upaya riset vaksin. Faktor kedua disbebakan kinerja pemulihan ekonomi global, terutama faktor penanganan pandemi Covid-19, geopolitik, dinamika hubungan AS dan Tiongkok, serta harga komoditas.
"Juga karena upaya reformasi struktural untuk meningkatkan, kemudahan usaha
dan menarik investasi serta dukungan kebijakan fiskal yang bercorak countercyclical termasuk melalui lanjutan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)," imbuhnya.
Pemerintah berkeyakinan bahwa pertumbuhan ekonomi sebesar 4,5 - 5,5% cukup realistis dengan mempertimbangkan berbagai faktor tersebut, dan baseline pertumbuhan ekonomi yang rendah di tahun 2020. "Pemerintah sepakat bahwa penanganan pandemi Covid-19 yang menyeluruh menjadi kunci pemulihan ekonomi nasional dan mengembalikan pertumbuhan ekonomi ke jalur alamiahnya," tandas dia.
"Tahun 2021, IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 6,1% sementara World Bank 4,8%, dan ADB 5,3%," ujar dia dalam rapat paripurna DPR RI di Jakarta, Selasa (1/9/2020).
Adapun pertumbuhan ekonomi di rentang tersebut didorong oleh beberapa faktor utama. Pertama, karena keberhasilan penanganan pandemi Covid-19, termasuk upaya riset vaksin. Faktor kedua disbebakan kinerja pemulihan ekonomi global, terutama faktor penanganan pandemi Covid-19, geopolitik, dinamika hubungan AS dan Tiongkok, serta harga komoditas.
"Juga karena upaya reformasi struktural untuk meningkatkan, kemudahan usaha
dan menarik investasi serta dukungan kebijakan fiskal yang bercorak countercyclical termasuk melalui lanjutan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)," imbuhnya.
Baca Juga
Pemerintah berkeyakinan bahwa pertumbuhan ekonomi sebesar 4,5 - 5,5% cukup realistis dengan mempertimbangkan berbagai faktor tersebut, dan baseline pertumbuhan ekonomi yang rendah di tahun 2020. "Pemerintah sepakat bahwa penanganan pandemi Covid-19 yang menyeluruh menjadi kunci pemulihan ekonomi nasional dan mengembalikan pertumbuhan ekonomi ke jalur alamiahnya," tandas dia.
(nng)
Lihat Juga :
tulis komentar anda