Pak Wimboh, Perencana Keuangan Minta Dibikinin Wadah
Selasa, 01 September 2020 - 16:04 WIB
JAKARTA - CEO PT Jouska Financial Indonesia (Jouska) Aakar Abyasa Fidzuno yang juga sekaligus Komisaris PT Mahesa Strategis Indonesia (Mahesa) mendesak agar Otoritas Jasa Keuangan (OJK) segera membentuk self-regulatory organization (SRO) untuk mewadahi industri perencana keuangan. Menurutnya para pelaku perencana keuangan sangat membutuhkan ketetapan regulasi agar tidak menjadi masalah bagi masyarakat.
"Kami menantikan otoritas bisa menjadikan perencana keuangan menjadi SRO karena ada pungutan yang harus jelas aturan mainnya. Jadi, nasabah juga bisa tenang," ujar Aakar dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (1/9/2020). ( Baca juga:Jam Malam Dipilih Demi Redam Penyebaran Covid-19, Lalu Apa Kata Pengusaha? )
Aakar juga menyampaikan update atas kesepakatan damai dengan sejumlah klien Jouska dan Mahesa, serta meluruskan sejumlah informasi yang beredar di publik mengenai Jouska. Dia mengakui ada standard operating procedure (SOP) yang masih harus dibenahi dan edukasi yang harus ditingkatkan kepada klien.
"Kami mewakili klien untuk bicara ke bank atau asuransi. Tapi terkadang klien melihat kami bicara mewakili perusahaan jasa keuangan. Ada SOP yang harus kami benahi," ujarnya.
Aakar juga meluruskan bahwa advisor Jouska tidak pernah menyarankan klien untuk membeli saham LUCK. Pihaknya sebelumnya tidak mengetahui bahwa dana klien yang dikelola oleh Mahesa akan dibelikan saham apa, karena ini adalah ranah kesepakatan antara klien dengan Mahesa. Pihak Advisor Jouska baru mengetahui adanya pembelian saham LUCK pada saat review portofolio yang berlangsung secara periodik.
Terkait keluhan klien tentang advisor Jouska yang menyarankan jangan menjual saham LUCK, menurutnya advisor hanya mengingatkan klausul perjanjian antara klien dengan Mahesa. "Dalam perjanjian tersebut klien tidak boleh intervensi karena bisa mengganggu rencana pembentukan portofolio saham dari tim Mahesa," terang Aakar.
Selain itu, ketika harga saham LUCK turun, tim Jouska juga berharap masih ada kemungkinan untuk harga saham LUCK masih mampu rebound berdasarkan insight dari broker di Mahesa. Sehingga tim Jouska masih berusaha supaya klien Jouska bisa menjual sahamnya di harga yang lebih baik. “Kami berusaha mencarikan jalan keluar yang terbaik buat klien dari situasi pasar modal yang kurang bagus. Supaya klien bisa menjual kembali di harga yang lebih bagus,” kata Aakar. ( Baca juga:100 Dokter Jadi Korban Covid-19, Tamparan Keras Buat Pemerintah )
Sebagai pemegang saham pasif dan komisaris, Aakar Abyasa juga menyesalkan dan memohon maaf atas kelalaiannya dalam mengawasi operasional Mahesa. Fokus utamanya adalah kepentingan klien dan menyelesaikan masalah tanpa menyebabkan kegaduhan. "Saya memohon maaf atas kelalaian saya mengawasi dan turut menanamkan modal pada Mahesa sejak awal, dan juga mohon maaf karena saya lalai dalam berkomunikasi dengan klien mewakili pihak ketiga.” jelasnya.
"Kami menantikan otoritas bisa menjadikan perencana keuangan menjadi SRO karena ada pungutan yang harus jelas aturan mainnya. Jadi, nasabah juga bisa tenang," ujar Aakar dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (1/9/2020). ( Baca juga:Jam Malam Dipilih Demi Redam Penyebaran Covid-19, Lalu Apa Kata Pengusaha? )
Aakar juga menyampaikan update atas kesepakatan damai dengan sejumlah klien Jouska dan Mahesa, serta meluruskan sejumlah informasi yang beredar di publik mengenai Jouska. Dia mengakui ada standard operating procedure (SOP) yang masih harus dibenahi dan edukasi yang harus ditingkatkan kepada klien.
"Kami mewakili klien untuk bicara ke bank atau asuransi. Tapi terkadang klien melihat kami bicara mewakili perusahaan jasa keuangan. Ada SOP yang harus kami benahi," ujarnya.
Aakar juga meluruskan bahwa advisor Jouska tidak pernah menyarankan klien untuk membeli saham LUCK. Pihaknya sebelumnya tidak mengetahui bahwa dana klien yang dikelola oleh Mahesa akan dibelikan saham apa, karena ini adalah ranah kesepakatan antara klien dengan Mahesa. Pihak Advisor Jouska baru mengetahui adanya pembelian saham LUCK pada saat review portofolio yang berlangsung secara periodik.
Terkait keluhan klien tentang advisor Jouska yang menyarankan jangan menjual saham LUCK, menurutnya advisor hanya mengingatkan klausul perjanjian antara klien dengan Mahesa. "Dalam perjanjian tersebut klien tidak boleh intervensi karena bisa mengganggu rencana pembentukan portofolio saham dari tim Mahesa," terang Aakar.
Selain itu, ketika harga saham LUCK turun, tim Jouska juga berharap masih ada kemungkinan untuk harga saham LUCK masih mampu rebound berdasarkan insight dari broker di Mahesa. Sehingga tim Jouska masih berusaha supaya klien Jouska bisa menjual sahamnya di harga yang lebih baik. “Kami berusaha mencarikan jalan keluar yang terbaik buat klien dari situasi pasar modal yang kurang bagus. Supaya klien bisa menjual kembali di harga yang lebih bagus,” kata Aakar. ( Baca juga:100 Dokter Jadi Korban Covid-19, Tamparan Keras Buat Pemerintah )
Sebagai pemegang saham pasif dan komisaris, Aakar Abyasa juga menyesalkan dan memohon maaf atas kelalaiannya dalam mengawasi operasional Mahesa. Fokus utamanya adalah kepentingan klien dan menyelesaikan masalah tanpa menyebabkan kegaduhan. "Saya memohon maaf atas kelalaian saya mengawasi dan turut menanamkan modal pada Mahesa sejak awal, dan juga mohon maaf karena saya lalai dalam berkomunikasi dengan klien mewakili pihak ketiga.” jelasnya.
(uka)
tulis komentar anda