Pemulihan Ekonomi Masih Loyo, Sri Mulyani: Nunggu Vaksin Corona!
Rabu, 02 September 2020 - 13:04 WIB
JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kondisi ekonomi nasional masih belum bergairah. Adapun, hingga semester I-2020 pemulihan ekonomi Indonesia masih belum berjalan secara optimal.
"Tapi pengaruh Covid-19 mungkin belum bisa sepenuhnya hilang di semester I. Kami prediksi pemulihan tidak strong power. Di semester II bisa diharapkan seandainya vaksinasi bisa dilakukan dan itu bisa confidence," ujar Sri Mulyani di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (2/9/2020).
Menurutnya, pemerintah juga memberikan perhatian terhadap konsolidasi fiskal sehingga defisit tahun depan tetap lebih rendah dari proyeksi tahun ini."Ini didasarkan ke momentum dari pemulihan terjaga meski ketidakpastian Covid terjadi. Semua prediksi mengenai vaksin baru akan bisa dilakukan secara meluas ditemukan dan dilakukan pada semester II," katanya.
Dia menambahkan belum tersedianya vaksin covid-19 membuat proyeksi ekonomi Indonesia masih akan tertekan. "Kita berkeyakinan vaksinasi massal sudah bisa dilakukan pada awal 2021. Pertumbuhan ekonomi tanah air pada tahun depan di targetkan sebesar 4,5-5,5%," tandasnya.
"Tapi pengaruh Covid-19 mungkin belum bisa sepenuhnya hilang di semester I. Kami prediksi pemulihan tidak strong power. Di semester II bisa diharapkan seandainya vaksinasi bisa dilakukan dan itu bisa confidence," ujar Sri Mulyani di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (2/9/2020).
Menurutnya, pemerintah juga memberikan perhatian terhadap konsolidasi fiskal sehingga defisit tahun depan tetap lebih rendah dari proyeksi tahun ini."Ini didasarkan ke momentum dari pemulihan terjaga meski ketidakpastian Covid terjadi. Semua prediksi mengenai vaksin baru akan bisa dilakukan secara meluas ditemukan dan dilakukan pada semester II," katanya.
Dia menambahkan belum tersedianya vaksin covid-19 membuat proyeksi ekonomi Indonesia masih akan tertekan. "Kita berkeyakinan vaksinasi massal sudah bisa dilakukan pada awal 2021. Pertumbuhan ekonomi tanah air pada tahun depan di targetkan sebesar 4,5-5,5%," tandasnya.
(nng)
tulis komentar anda