UMKM Jadi Tumpuan Menggerakkan Ekonomi
Sabtu, 05 September 2020 - 07:15 WIB
Budi memaparkan, Satgas PEN mengendalikan empat program terakhir dengan total anggaran sekitar Rp480 triliun. Dana perlindungan sosial digunakan untuk menyasar sekitar 29 juta keluarga miskin atau 120 juta orang. Selain itu ada Program Keluarga Harapan (PKH) yang menyasar 10 juta keluarga atau 40 juta orang dengan nilai bantuan Rp600.000–1.200.000 per keluarga.
Sejak pandemi korona merebak, pemerintah mengerahkan bantuan dengan berbagai varian seperti Kartu Sembako untuk 20 juta orang miskin, Kartu Prakerja, dan bantuan tunai untuk warga Jabodetabek. Seluruh bantuan itu menjangkau 120 juta masyarakat Indonesia. “Total pencapaian Rp190 triliun dari Rp480 triliun sudah disalurkan,” ucapnya.
Bukan tanpa alasan pemerintah bergerak serbacepat. Pemerintah berusaha menahan kontraksi ekonomi lebih dalam pada kuartal III ini. Pada kuartal II/2020, ekonomi Indonesia minus 5,32%. Budi mengungkapkan produk domestik bruto (PDB) Indonesia tahun lalu sekitar Rp14.500 triliun atau Rp3.600 triliun per kuartal.
Menurutnya, penurunan PDB 5,32% pada kuartal II/2020 jika dikonversi sekitar Rp180 triliun. Karena itu untuk menggantinya pemerintah berusaha mengeluarkan anggaran sejak Juli hingga September melalui berbagi program agar pertumbuhan ekonomi Indonesia kembali positif.
“Anggaran yang besar itu disalurkan secepat mungkin seperti di tempat Pak Teten,” ucapnya. (Lihat videonya: Pekerja Diduga Lalai Dua Bangunan Ruko Roboh)
Sementara itu Direktur Bisnis Mikro Bank Rakyat Indonesia (BRI) Supari mengatakan, dalam program bantuan untuk UMKM , BRI berfungsi sebagai pengusul dan penyalur. BRI selama ini dikenal memiliki jaringan hingga tingkat desa sehingga memiliki data mitra UMKM. Data itu dilihat dari penabung di BRI yang saldonya tidak lebih dari Rp2 juta dan berstatus pedagang kecil. Data tersebut kemudian dikirim ke pusat untuk divalidasi oleh Kementerian Koperasi dan UKM.
“Tugas kami lagi mendistribusikan bantuan yang sudah disetujui Kemenkop. Itu langsung ke rekening masing-masing. Utuh, tidak ada pemungutan biaya. Peran BRI sebagai penyalur, kami punya unit kerja yang tersebar (di seluruh Indonesia),” katanya. (Fahmi W Bahtiar)
Sejak pandemi korona merebak, pemerintah mengerahkan bantuan dengan berbagai varian seperti Kartu Sembako untuk 20 juta orang miskin, Kartu Prakerja, dan bantuan tunai untuk warga Jabodetabek. Seluruh bantuan itu menjangkau 120 juta masyarakat Indonesia. “Total pencapaian Rp190 triliun dari Rp480 triliun sudah disalurkan,” ucapnya.
Bukan tanpa alasan pemerintah bergerak serbacepat. Pemerintah berusaha menahan kontraksi ekonomi lebih dalam pada kuartal III ini. Pada kuartal II/2020, ekonomi Indonesia minus 5,32%. Budi mengungkapkan produk domestik bruto (PDB) Indonesia tahun lalu sekitar Rp14.500 triliun atau Rp3.600 triliun per kuartal.
Menurutnya, penurunan PDB 5,32% pada kuartal II/2020 jika dikonversi sekitar Rp180 triliun. Karena itu untuk menggantinya pemerintah berusaha mengeluarkan anggaran sejak Juli hingga September melalui berbagi program agar pertumbuhan ekonomi Indonesia kembali positif.
“Anggaran yang besar itu disalurkan secepat mungkin seperti di tempat Pak Teten,” ucapnya. (Lihat videonya: Pekerja Diduga Lalai Dua Bangunan Ruko Roboh)
Sementara itu Direktur Bisnis Mikro Bank Rakyat Indonesia (BRI) Supari mengatakan, dalam program bantuan untuk UMKM , BRI berfungsi sebagai pengusul dan penyalur. BRI selama ini dikenal memiliki jaringan hingga tingkat desa sehingga memiliki data mitra UMKM. Data itu dilihat dari penabung di BRI yang saldonya tidak lebih dari Rp2 juta dan berstatus pedagang kecil. Data tersebut kemudian dikirim ke pusat untuk divalidasi oleh Kementerian Koperasi dan UKM.
“Tugas kami lagi mendistribusikan bantuan yang sudah disetujui Kemenkop. Itu langsung ke rekening masing-masing. Utuh, tidak ada pemungutan biaya. Peran BRI sebagai penyalur, kami punya unit kerja yang tersebar (di seluruh Indonesia),” katanya. (Fahmi W Bahtiar)
(ysw)
tulis komentar anda