Harga Minyak Mentah Dunia Bergelombang Pasca Libur Buruh
Selasa, 08 September 2020 - 10:39 WIB
MELBOURNE - Harga minyak mentah dunia bervariasi pada awal perdagangan hari Selasa (8/9/2020) di tengah kekhawatiran tergerusnya permintaan bahan bakar setelah kenaikan kasus baru Covid-19 terus membayangi. Usai akhir pekan panjang seiring libur hari buruh, hal itu juga menandai akhir puncak libur panjang.
(Baca Juga: Hari Ini Mata Uang Garuda Tergencet Hubungan Paman Sam dan Tirai Bambu )
Kasus virus vorona meningkat di 22 wilayah dari 50 negara bagian AS, sebuah analisis Reuters menunjukkan, pada liburan akhir pekan yang biasanya diisi dengan pertemuan untuk menandai akhir musim panas justru tidak banyak terjadi. Pada saat yang sama kasus-kasus meningkat di India dan Inggris.
Dilansir Reuters hari ini, terpantau harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun 64 sen atau 1,6% menjadi USD39,13 per barel, mengejar ketinggalan dari penurunan harga Brent pada sesi semalam. Selanjutnya harga minyak mentah berjangka Brent justru naik tipis 6 sen yang setara 0,1% ke level USD42,07 per barel setelah jatuh 1,5% pada awal pekan kemarin.
Brent turun pada hari Senin setelah Aramco Arab Saudi, eksportir minyak utama dunia memangkas harga jual resmi mereka untuk bulan Oktober. Dimana hal itu dipandang sebagai tanda pertumbuhan permintaan mungkin tersendat karena kasus COVID-19 terus meningkat di seluruh dunia.
(Baca Juga: Harga Minyak Dunia Anjlok Saat Saudi Pangkas Harga dan Permintaan Lesu )
Yang juga membebani pasar adalah musim pemeliharaan yang akan datang untuk kilang AS, yang dapat memangkas permintaan minyak mentah sebesar 1,5 juta hingga 2 juta barel per hari. WTI dan Brent telah keluar dari rata-rata posisi di sepanjang Agustus, dengan WTI sekarang di bawah USD40 setelah diperdagangkan sekitar USD42 untuk sebagian besar bulan itu.
Brent turun dari sekitar USD45. Pasar telah terbantu oleh melemahnya dolar AS, yang sejak itu sedikit mencetak rebound. “Ini mengikuti tanda-tanda mengkhawatirkan kebangkitan kembali kasus COVID-19 di bagian lain dunia. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa pemulihan permintaan baru-baru ini dapat berhenti karena masyarakat secara umum tetap berhati-hati tentang bepergian,” kata ANZ Research.
(Baca Juga: Hari Ini Mata Uang Garuda Tergencet Hubungan Paman Sam dan Tirai Bambu )
Kasus virus vorona meningkat di 22 wilayah dari 50 negara bagian AS, sebuah analisis Reuters menunjukkan, pada liburan akhir pekan yang biasanya diisi dengan pertemuan untuk menandai akhir musim panas justru tidak banyak terjadi. Pada saat yang sama kasus-kasus meningkat di India dan Inggris.
Dilansir Reuters hari ini, terpantau harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun 64 sen atau 1,6% menjadi USD39,13 per barel, mengejar ketinggalan dari penurunan harga Brent pada sesi semalam. Selanjutnya harga minyak mentah berjangka Brent justru naik tipis 6 sen yang setara 0,1% ke level USD42,07 per barel setelah jatuh 1,5% pada awal pekan kemarin.
Brent turun pada hari Senin setelah Aramco Arab Saudi, eksportir minyak utama dunia memangkas harga jual resmi mereka untuk bulan Oktober. Dimana hal itu dipandang sebagai tanda pertumbuhan permintaan mungkin tersendat karena kasus COVID-19 terus meningkat di seluruh dunia.
(Baca Juga: Harga Minyak Dunia Anjlok Saat Saudi Pangkas Harga dan Permintaan Lesu )
Yang juga membebani pasar adalah musim pemeliharaan yang akan datang untuk kilang AS, yang dapat memangkas permintaan minyak mentah sebesar 1,5 juta hingga 2 juta barel per hari. WTI dan Brent telah keluar dari rata-rata posisi di sepanjang Agustus, dengan WTI sekarang di bawah USD40 setelah diperdagangkan sekitar USD42 untuk sebagian besar bulan itu.
Brent turun dari sekitar USD45. Pasar telah terbantu oleh melemahnya dolar AS, yang sejak itu sedikit mencetak rebound. “Ini mengikuti tanda-tanda mengkhawatirkan kebangkitan kembali kasus COVID-19 di bagian lain dunia. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa pemulihan permintaan baru-baru ini dapat berhenti karena masyarakat secara umum tetap berhati-hati tentang bepergian,” kata ANZ Research.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda