Nah Lho, Bos BI Sebut Asumsi Inflasi 3% di 2021 Sangat Berat
Jum'at, 11 September 2020 - 16:04 WIB
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mendukung asumsi dasar ekonomi makro dalam postur sementara Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau RAPBN 2021 yang telah disepakati oleh pemerintah dan Badan Anggaran DPR. Sejumlah ketetapan di dalamnya antara lain yakni soal pertumbuhan ekonomi Indonesia 2021 sebesar 5%, inflasi 3%, dan nilai tukar rupiah sebesar Rp14.600 per dolar.
(Baca Juga: Realisasi Asumsi Makro 2019 Banyak Meleset dari Target, Ini Alasannya)
Gubernur BI Perry Warjiyo mengaku asumsi ini cukup berat di tahun depan. "Tantangan untuk inflasi di tahun depan akan cukup berat, yakni mencapai 3%," kata Perry saat raker dengan Banggar di Gedung DPR, Jumat (11/9/2020).
Meski demikian, Perry memastikan bahwa asumsi mengenai target nilai tukar rupiah di tahun depan, yang mencapai sebesar Rp14.600 per dolar, merupakan angka yang masih berada dalam jangkauan BI.
"Dan nilai tukar rupiah Rp14.600 (per dolar AS) juga masih dalam range kami. Karenanya, kami pun mendukung untuk asumsi makro tersebut," katanya.
Diketahui, asumsi dasar ekonomi makro dalam postur sementara RAPBN 2021 yang telah disepakati oleh pemerintah dan Banggar DPR diantaranya meliputi pertumbuhan ekonomi 5,0% sebagai titik tengah asumsi sebelumnya yang mencapai 4,5% sampai 5,5%. Kemudian inflasi sebesar 3,0%, nilai tukar rupiah Rp14.600 per dolar AS, dan tingkat suku bunga SBN 10 tahun sebesar 7,29%.
(Baca Juga: Inflasi Tahunan Juli Terendah Sejak Dua Dekade Lalu, Ada Apa?)
Selain itu, asumsi lainnya yakni harga minyak mentah Indonesia (ICP) USD45 per barel, lifting minyak mentah Indonesia 705 ribu barel per hari, serta lifting gas bumi 1,007 juta barel setara minyak per hari.
(Baca Juga: Realisasi Asumsi Makro 2019 Banyak Meleset dari Target, Ini Alasannya)
Gubernur BI Perry Warjiyo mengaku asumsi ini cukup berat di tahun depan. "Tantangan untuk inflasi di tahun depan akan cukup berat, yakni mencapai 3%," kata Perry saat raker dengan Banggar di Gedung DPR, Jumat (11/9/2020).
Meski demikian, Perry memastikan bahwa asumsi mengenai target nilai tukar rupiah di tahun depan, yang mencapai sebesar Rp14.600 per dolar, merupakan angka yang masih berada dalam jangkauan BI.
"Dan nilai tukar rupiah Rp14.600 (per dolar AS) juga masih dalam range kami. Karenanya, kami pun mendukung untuk asumsi makro tersebut," katanya.
Diketahui, asumsi dasar ekonomi makro dalam postur sementara RAPBN 2021 yang telah disepakati oleh pemerintah dan Banggar DPR diantaranya meliputi pertumbuhan ekonomi 5,0% sebagai titik tengah asumsi sebelumnya yang mencapai 4,5% sampai 5,5%. Kemudian inflasi sebesar 3,0%, nilai tukar rupiah Rp14.600 per dolar AS, dan tingkat suku bunga SBN 10 tahun sebesar 7,29%.
(Baca Juga: Inflasi Tahunan Juli Terendah Sejak Dua Dekade Lalu, Ada Apa?)
Selain itu, asumsi lainnya yakni harga minyak mentah Indonesia (ICP) USD45 per barel, lifting minyak mentah Indonesia 705 ribu barel per hari, serta lifting gas bumi 1,007 juta barel setara minyak per hari.
(fai)
tulis komentar anda