25 Tahun Berkiprah, Foodex Fokus Kembangkan Cita Rasa Nusantara
Jum'at, 11 September 2020 - 18:23 WIB
JAKARTA - Tahun 2020 dianggap sebagai tahun ujian terberat bagi seluruh industri di Tanah Air, tak terkecuali industri kuliner . Dengan mewabahnya virus Covid-19 sejak April 2020 banyak usaha resto and cafe yang terpukul.
Sepanjang periode April-Juni 2020 pola hidup masyarakat sudah banyak berubah, termasuk perubahan pola konsumsi. Sepanjang masa physical distancing, hampir semua masyarakat melakukan in house dining dan melakukan stock up untuk bahan baku masak. Alhasil, bisnis resto and cafe sepi pengunjung.
(Baca Juga: Makanan Tahan Lama Bisa Jadi ‘Menggiurkan’ di Era New Normal )
Lalu apakah bisnis kuliner yang berada di hulu, seperti produsen bumbu dan bahan makanan ikut terpukul? Ternyata tidak demikian. Hal itu diutarakan oleh Jenny Rusli, Business Development Director PT Foodex Inti Ingredients (Foodex) dalam satu kesempatan.
“Memang selama pandemi ini membawa dampak besar untuk pola konsumsi masyarakat. Namun kami (Foodex) secara bisnis tetap tumbuh cukup positif selama pandemi ini,” ungkap Jenny. Menurutnya hal itu disebabkan karena Foodex melayani business to business industry dimana bahan-bahan yang diolah dapat dipakai di industri mie instan, snack, daging olahan dan horeaca (hotel, restaurant & cafe).
Foodex sendiri cukup optimis untuk terus menggarap pasar food seasoning dan food ingredients di Indonesia. Alasannya karena memang industri tersebut memiliki pasar yang cukup besar. Apalagi Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki cita rasa kuliner yang unik dan beragam (dari Sabang hingga Merauke).
“Boleh dibilang hampir setiap segmen industri memiliki kekhasan tersendiri. Apalagi segmen food service dimana setiap restaurant pasti memiliki keunggulan rasa tersendiri,” ujar Comercial Director PT Foodex Inti Ingredients, Richard Kusuma di Jakarta, Jumat (11/9/2020).
Menurut Richard, pihaknya tetap optimis untuk terus mengembangkan produk-produknya. “Tahun depan kami menargetkan perkembangan sekitar 15 persen dari saat ini,” kata Richard.
(Baca Juga: Kemenperin Targetkan Industri Mamin Nasional Rajai ASEAN )
Sepanjang periode April-Juni 2020 pola hidup masyarakat sudah banyak berubah, termasuk perubahan pola konsumsi. Sepanjang masa physical distancing, hampir semua masyarakat melakukan in house dining dan melakukan stock up untuk bahan baku masak. Alhasil, bisnis resto and cafe sepi pengunjung.
(Baca Juga: Makanan Tahan Lama Bisa Jadi ‘Menggiurkan’ di Era New Normal )
Lalu apakah bisnis kuliner yang berada di hulu, seperti produsen bumbu dan bahan makanan ikut terpukul? Ternyata tidak demikian. Hal itu diutarakan oleh Jenny Rusli, Business Development Director PT Foodex Inti Ingredients (Foodex) dalam satu kesempatan.
“Memang selama pandemi ini membawa dampak besar untuk pola konsumsi masyarakat. Namun kami (Foodex) secara bisnis tetap tumbuh cukup positif selama pandemi ini,” ungkap Jenny. Menurutnya hal itu disebabkan karena Foodex melayani business to business industry dimana bahan-bahan yang diolah dapat dipakai di industri mie instan, snack, daging olahan dan horeaca (hotel, restaurant & cafe).
Foodex sendiri cukup optimis untuk terus menggarap pasar food seasoning dan food ingredients di Indonesia. Alasannya karena memang industri tersebut memiliki pasar yang cukup besar. Apalagi Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki cita rasa kuliner yang unik dan beragam (dari Sabang hingga Merauke).
“Boleh dibilang hampir setiap segmen industri memiliki kekhasan tersendiri. Apalagi segmen food service dimana setiap restaurant pasti memiliki keunggulan rasa tersendiri,” ujar Comercial Director PT Foodex Inti Ingredients, Richard Kusuma di Jakarta, Jumat (11/9/2020).
Menurut Richard, pihaknya tetap optimis untuk terus mengembangkan produk-produknya. “Tahun depan kami menargetkan perkembangan sekitar 15 persen dari saat ini,” kata Richard.
(Baca Juga: Kemenperin Targetkan Industri Mamin Nasional Rajai ASEAN )
Lihat Juga :
tulis komentar anda