Ambyar! PSBB Bikin Ekonomi RI Makin Cepat Tersungkur ke Jurang Resesi
Senin, 14 September 2020 - 12:23 WIB
JAKARTA - Keputusan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tetap membuka pusat perbelanjaan saat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) kali ini tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat belanja konsumsi masyarakat. Pasalnya selama transisi pembukaan ekonomi pengunjung mal juga masih sepi belum meningkat secara signifikan walaupun kapasitas pengunjung diperbolehkan masuk mal sebanyak 50%.
Dengan demikian, dipastikan tidak akan menyelamatkan ekonomi, bahkan diramal makin cepat tersungkur masuk jurang resesi di kuartal III 2020. "Tidak bisa menyelamatkan ekonomi Indonesia walaupun pusat perbelanjaan tetap dibuka," ujar Ekonom Indef Bhima Yudistira, saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Senin (14/9/2020).
Menurut dia tingkat konsumsi masih akan rendah disebabkan pekerja kantoran saat masa transisi dibuka 50% kini dibatasi lagi kapasitas work from office (WFO) tinggal 25%. "Tetap tidak bisa karena pekerja kantoran sebagai kontributor terbesar kelas menengah atas yang belanja di mal turun tajam. Ketika perkantoran hanya boleh masuk 25% maka otomatis kunjungam mal akan anjlok," jelasnya.
Menurut dia diberlakukannya kembali PSBB tidak akan berpengaruh besar pada penyebaran penularan virus corona jika tidak dibarengi dengan pengawasan tindakan tegas para pelanggar protokol kesehatan. Pemerintah Pusat dan Pemda harus bersama-sama mendisiplinkan masyarakat agar patuh terhadap protokol kesehatan tanpa pandang bulu dan memberikan sanksi tegas bagi pelanggar protokol kesehatan. "Intinya itu adalah kurangi penyebaran covid-19 karena itu adalah akarnya," jelasnya.
Dengan demikian, dipastikan tidak akan menyelamatkan ekonomi, bahkan diramal makin cepat tersungkur masuk jurang resesi di kuartal III 2020. "Tidak bisa menyelamatkan ekonomi Indonesia walaupun pusat perbelanjaan tetap dibuka," ujar Ekonom Indef Bhima Yudistira, saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Senin (14/9/2020).
Baca Juga
Menurut dia tingkat konsumsi masih akan rendah disebabkan pekerja kantoran saat masa transisi dibuka 50% kini dibatasi lagi kapasitas work from office (WFO) tinggal 25%. "Tetap tidak bisa karena pekerja kantoran sebagai kontributor terbesar kelas menengah atas yang belanja di mal turun tajam. Ketika perkantoran hanya boleh masuk 25% maka otomatis kunjungam mal akan anjlok," jelasnya.
Menurut dia diberlakukannya kembali PSBB tidak akan berpengaruh besar pada penyebaran penularan virus corona jika tidak dibarengi dengan pengawasan tindakan tegas para pelanggar protokol kesehatan. Pemerintah Pusat dan Pemda harus bersama-sama mendisiplinkan masyarakat agar patuh terhadap protokol kesehatan tanpa pandang bulu dan memberikan sanksi tegas bagi pelanggar protokol kesehatan. "Intinya itu adalah kurangi penyebaran covid-19 karena itu adalah akarnya," jelasnya.
(nng)
Lihat Juga :
tulis komentar anda