PSBB Jilid II Jakarta Direspons Positif, IHSG Menguat Nyaris 3%
Selasa, 15 September 2020 - 09:15 WIB
Sementara itu, saham-saham yang masuk top gainers yaitu PT Sky Energy Indonesia Tbk (JSKY) naik Rp44 atau 26,19% ke Rp212, saham PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO) naik Rp40 atau 12,58% ke Rp358, dan saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT) naik Rp85 atau 11,64% ke Rp815.
Adapun saham-saham yang masuk top losers antara lain PT Dewata Freight International Tbk (DEAL) turun Rp8 atau 6,96% ke Rp107, PT Rocfield Properti Indonesia Tbk (ROCK) turun Rp145 atau 6,94% ke Rp1.945, dan saham PT Kobexindo Tractors Tbk (KOBX) turun Rp8 atau 6,56% ke Rp114.
Chief Economist BNI Sekuritas Damhuri Nasution menilai PSBB jilid II yang semula diperkirakan persis sama dengan PSBB jilid I, ternyata tidak demikian. Dalam hal ini, PSBB jilid II cenderung lebih longgar. Usaha-usaha yang nonesensial termasuk pusat perbelanjaan, boleh tetap buka dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. (Baca juga: Kenali Gejala Kanker Payudara Sejak Dini)
“Dengan demikian, dampak ke pertumbuhan ekonomi tidak seburuk yang diperkirakan semula, sehingga pelaku pasar kembali memburu saham-saham yang dinilai prospektif,” jelas Damhuri.
Ada sentimen lain yang juga datang dari aksi jual saham-saham teknologi di pasar global yang sudah mulai mereda. Kedua hal ini menurutnya yang membuat pasar saham Indonesia kembali mencatat kenaikan yang sangat signifikan.
Penguatan IHSG kemarin berbanding terbalik saat Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan secara tiba-tiba mengumumkan kebijakan “gas dan rem” pada pekan lalu. Akibatnya, indeks berakhir anjlok 257,92 poin atau 5,01% ke level 4.891,46 pada penutupan perdagangan di pasar modal Kamis (10/9/2020) kemarin.
Pelemahan indeks akibat dampak dari kebijakan tersebut bahkan sempat dikritisi oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. “Beberapa hal yang kita lihat sudah menampakkan hasil positif, berdasarkan indeks sampai dengan kemarin, karena hari ini indeks masih ada ketidakpastian karena announcement Gubernur DKI (Anies Baswedan) tadi malam sehingga indeks tadi pagi sudah di bawah 5.000,” ungkap Airlangga dalam diskusi virtual di Jakarta, Kamis (10/9/2020). (Baca juga: Frank Lampard Yakin Chelsea Musim Ini Makin Tangguh)
Menurutnya, kebijakan “gas dan rem” oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memang harus dilakukan dalam kondisi saat ini. Namun, bila rem dilakukan secara mendadak, akan berpengaruh pada faktor ekonomi nasional sebab ekonomi tidak saja dibangun dari faktor fundamental, tapi juga dari sisi sentimen capital market.
“Kalau digas mendadak, itu tentu kita harus menjaga kepercayaan confidence dari publik karena ekonomi tidak semua dari faktor fundamental, tapi juga adanya sentimen, terutama di sektor capital market,” tegasnya.
Secara terpisah pengamat kebijakan publik Eman Sulaeman Nasim menilai para menteri dan pejabat publik di tingkat pusat sebaiknya mendukung keputusan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang memberlakukan kembali PSBB secara ketat sebab hal ini telah sesuai dengan arahan Presiden RI Joko Widodo untuk lebih memprioritaskan perlindungan kesehatan dan nyawa rakyat dari paparan Covid-19 daripada mendahulukan kepentingan dan pertumbuhan ekonomi.
Adapun saham-saham yang masuk top losers antara lain PT Dewata Freight International Tbk (DEAL) turun Rp8 atau 6,96% ke Rp107, PT Rocfield Properti Indonesia Tbk (ROCK) turun Rp145 atau 6,94% ke Rp1.945, dan saham PT Kobexindo Tractors Tbk (KOBX) turun Rp8 atau 6,56% ke Rp114.
Chief Economist BNI Sekuritas Damhuri Nasution menilai PSBB jilid II yang semula diperkirakan persis sama dengan PSBB jilid I, ternyata tidak demikian. Dalam hal ini, PSBB jilid II cenderung lebih longgar. Usaha-usaha yang nonesensial termasuk pusat perbelanjaan, boleh tetap buka dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. (Baca juga: Kenali Gejala Kanker Payudara Sejak Dini)
“Dengan demikian, dampak ke pertumbuhan ekonomi tidak seburuk yang diperkirakan semula, sehingga pelaku pasar kembali memburu saham-saham yang dinilai prospektif,” jelas Damhuri.
Ada sentimen lain yang juga datang dari aksi jual saham-saham teknologi di pasar global yang sudah mulai mereda. Kedua hal ini menurutnya yang membuat pasar saham Indonesia kembali mencatat kenaikan yang sangat signifikan.
Penguatan IHSG kemarin berbanding terbalik saat Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan secara tiba-tiba mengumumkan kebijakan “gas dan rem” pada pekan lalu. Akibatnya, indeks berakhir anjlok 257,92 poin atau 5,01% ke level 4.891,46 pada penutupan perdagangan di pasar modal Kamis (10/9/2020) kemarin.
Pelemahan indeks akibat dampak dari kebijakan tersebut bahkan sempat dikritisi oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. “Beberapa hal yang kita lihat sudah menampakkan hasil positif, berdasarkan indeks sampai dengan kemarin, karena hari ini indeks masih ada ketidakpastian karena announcement Gubernur DKI (Anies Baswedan) tadi malam sehingga indeks tadi pagi sudah di bawah 5.000,” ungkap Airlangga dalam diskusi virtual di Jakarta, Kamis (10/9/2020). (Baca juga: Frank Lampard Yakin Chelsea Musim Ini Makin Tangguh)
Menurutnya, kebijakan “gas dan rem” oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memang harus dilakukan dalam kondisi saat ini. Namun, bila rem dilakukan secara mendadak, akan berpengaruh pada faktor ekonomi nasional sebab ekonomi tidak saja dibangun dari faktor fundamental, tapi juga dari sisi sentimen capital market.
“Kalau digas mendadak, itu tentu kita harus menjaga kepercayaan confidence dari publik karena ekonomi tidak semua dari faktor fundamental, tapi juga adanya sentimen, terutama di sektor capital market,” tegasnya.
Secara terpisah pengamat kebijakan publik Eman Sulaeman Nasim menilai para menteri dan pejabat publik di tingkat pusat sebaiknya mendukung keputusan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang memberlakukan kembali PSBB secara ketat sebab hal ini telah sesuai dengan arahan Presiden RI Joko Widodo untuk lebih memprioritaskan perlindungan kesehatan dan nyawa rakyat dari paparan Covid-19 daripada mendahulukan kepentingan dan pertumbuhan ekonomi.
tulis komentar anda