Siapkan Berbagai Stimulus, Industri Mobil Nasional Makin Dimanja
Selasa, 15 September 2020 - 10:02 WIB
"Kami harapkan ada tax deduction untuk menstimulus daya beli, tapi tax deduction ini yang tidak mengurangi pendapatan pemerintah. Harapan kita ada di pajak daerah, kalau pajak bisa diturunkan, jumlah yang dijual bisa naik," paparnya.
Sekjen Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo) Kukuh Kumara menyambut baik sinyal positif dari pemerintah yang akan menerapkan pajak nol persen untuk kendaraan baru. “Itu kebijakan sangat tepat untuk meningkatkan daya saing dan meningkatkan volume penjualan domestik. Kami juga sudah membicarakan masalah tersebut dengan pemerintah,” ujar Kukuh di Jakarta, kemarin.
Dia mengungkapkan, Malaysia dan Thailand sudah menerbitkan kebijakan untuk mendorong industri automotifnya tumbuh. Thailand membebaskan pajak bagi pemilik kendaraan yang menukar kendaraan lamanya dengan kendaraan baru. Sedangkan Malaysia memberikan diskon pajak 50% untuk pembelian mobil completely built up (CBU) dan membebaskan pajak untuk pembelian mobil produksi lokal.
Menurut Kukuh, Indonesia dihadapkan pada situasi tidak menguntungkan di masa pandemi ini. Sebagai contoh, realisasi penjualan domestik selama kuartal II menduduki peringkat lima di kawasan ASEAN di bawah Thailand, Vietnam, Malaysia, dan Filipina. (Baca juga: Kenali Gejala Kanker Payudara Sejak Dini)
Jika tidak diantisipasi, hal ini dikhawatirkan berdampak pada kepercayaan investor atau prinsipal untuk melakukan investasi pengembangan produk di Indonesia.
“Apalagi Thailand dan Vietnam sudah standar Euro 5, kita Euro 4 saja belum. Jika situasinya terus seperti sekarang, tentu akan berpengaruh terhadap kebijakan prinsipal, bisa saja mereka beralih ke negara-negara itu,” tuturnya.
Padahal, kata dia, industri automotif nasional menyerap 1,5 juta tenaga kerja dan melibatkan ribuan Usaha Kecil Menengah (UKM) sebagai pemasok. Penjualan mobil di dalam negeri hingga akhir tahun ini diperkirakan hanya mencapai 600.000 unit.
“Beruntung industri automotif nasional masih bisa melakukan ekspor,” ungkapnya. Salah satu negara yang menjadi tujuan ekspor utama di masa pandemi ini, yakni Filipina. Sedangkan negara lain masih melakukan persiapan untuk impor kendaraan dari Indonesia. (Lihat videonya: DKI Jakarta Kembali Berlakukan PSBB Jilid II Mulai Hari Ini)
Gaikindo, kata Kukuh, berharap pemerintah daerah juga mendukung upaya pemerintah pusat menggerakkan industri automotif nasional. Salah satu caranya, yakni dengan menurunkan pajak kendaraan bermotor di daerah. Termasuk pajak progresif untuk kepemilikan kendaraan kedua. Penurunan pajak daerah tersebut diyakini akan memberikan stimulus bagi masyarakat yang akan membeli mobil. Sebab, pajak daerah termasuk pajak progresif menjadi salah satu pertimbangan masyarakat dalam membeli mobil. (Ferdi Rantung/Anton C)
Sekjen Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo) Kukuh Kumara menyambut baik sinyal positif dari pemerintah yang akan menerapkan pajak nol persen untuk kendaraan baru. “Itu kebijakan sangat tepat untuk meningkatkan daya saing dan meningkatkan volume penjualan domestik. Kami juga sudah membicarakan masalah tersebut dengan pemerintah,” ujar Kukuh di Jakarta, kemarin.
Dia mengungkapkan, Malaysia dan Thailand sudah menerbitkan kebijakan untuk mendorong industri automotifnya tumbuh. Thailand membebaskan pajak bagi pemilik kendaraan yang menukar kendaraan lamanya dengan kendaraan baru. Sedangkan Malaysia memberikan diskon pajak 50% untuk pembelian mobil completely built up (CBU) dan membebaskan pajak untuk pembelian mobil produksi lokal.
Menurut Kukuh, Indonesia dihadapkan pada situasi tidak menguntungkan di masa pandemi ini. Sebagai contoh, realisasi penjualan domestik selama kuartal II menduduki peringkat lima di kawasan ASEAN di bawah Thailand, Vietnam, Malaysia, dan Filipina. (Baca juga: Kenali Gejala Kanker Payudara Sejak Dini)
Jika tidak diantisipasi, hal ini dikhawatirkan berdampak pada kepercayaan investor atau prinsipal untuk melakukan investasi pengembangan produk di Indonesia.
“Apalagi Thailand dan Vietnam sudah standar Euro 5, kita Euro 4 saja belum. Jika situasinya terus seperti sekarang, tentu akan berpengaruh terhadap kebijakan prinsipal, bisa saja mereka beralih ke negara-negara itu,” tuturnya.
Padahal, kata dia, industri automotif nasional menyerap 1,5 juta tenaga kerja dan melibatkan ribuan Usaha Kecil Menengah (UKM) sebagai pemasok. Penjualan mobil di dalam negeri hingga akhir tahun ini diperkirakan hanya mencapai 600.000 unit.
“Beruntung industri automotif nasional masih bisa melakukan ekspor,” ungkapnya. Salah satu negara yang menjadi tujuan ekspor utama di masa pandemi ini, yakni Filipina. Sedangkan negara lain masih melakukan persiapan untuk impor kendaraan dari Indonesia. (Lihat videonya: DKI Jakarta Kembali Berlakukan PSBB Jilid II Mulai Hari Ini)
Gaikindo, kata Kukuh, berharap pemerintah daerah juga mendukung upaya pemerintah pusat menggerakkan industri automotif nasional. Salah satu caranya, yakni dengan menurunkan pajak kendaraan bermotor di daerah. Termasuk pajak progresif untuk kepemilikan kendaraan kedua. Penurunan pajak daerah tersebut diyakini akan memberikan stimulus bagi masyarakat yang akan membeli mobil. Sebab, pajak daerah termasuk pajak progresif menjadi salah satu pertimbangan masyarakat dalam membeli mobil. (Ferdi Rantung/Anton C)
(ysw)
tulis komentar anda