Investasi di Indonesia Berjoget Lebih Baik dari Negara Shahrukh Khan
Rabu, 16 September 2020 - 16:44 WIB
JAKARTA - Deputi Direktur Jenderal Asian Development Bank (ADB) Edimon Ginting mengatakan, meski ekonomi Indonesia masih terkontraksi oleh pandemi Covid-19, kondisinya masih belum terlalu terpuruk. Dia mengatakan untuk ekonomi kedepannya, konsumsi dan investasi adalah kunci.
(Baca Juga: Joss! Menteri Erick Sebut Negara Asia Bakal Ambil Alih 'Kekuasaan' AS dan Erop a)
"Kalau kita memikirkan soal recovery, ya konsumsi dan investasi itu yang harus diprioritaskan. Sudah banyak pemerintah negara Asia yang melakukan banyak kebijakan besar baik moneter, fiskal, dan lainnya. Tetapi kebijakan besar saja belum cukup," ujar Edimon dalam diskusi virtual publik ISEI bertajuk "Moving Forward: Strategy for Indonesia Economic Rebound" di Jakarta, Rabu (16/9/2020).
Dia mengatakan, kebijakan besar saja harus dilihat bagaimana multiplier effectnya. Berkaca pada Asia Tenggara, sebenarnya penanganan Covid-19 cukup ketat, tetapi implementasinya yang berat karena kepatuhan masih belum disiplin.
(Baca Juga: Obral Tanah Gratis, Erick Thohir Sebut Investor Engga Usah Pusing Pembebasan Lahan )
"Sebenarnya begitu kebijakan yang tadinya ketat dilonggarkan, ternyata kasusnya meningkat cepat. Hal ini berarti kebijakan tidak sustainable, hal ini tidak terjadi di Indonesia saja, tapi juga di negara-negara seperti Filipina dan India," ungkap Edimon.
Sambung dia menambahkan, Indonesia saat ini lebih resilien dengan performanya lebih bagus dari India. "Karena konsumsi dan investasinya tidak tergerus sedalam India dan Filipina. Kita juga bersyukur pergerakan perdagangan di Asia masih lebih bagus daripada rata-rata global," tutur Edimon.
(Baca Juga: Joss! Menteri Erick Sebut Negara Asia Bakal Ambil Alih 'Kekuasaan' AS dan Erop a)
"Kalau kita memikirkan soal recovery, ya konsumsi dan investasi itu yang harus diprioritaskan. Sudah banyak pemerintah negara Asia yang melakukan banyak kebijakan besar baik moneter, fiskal, dan lainnya. Tetapi kebijakan besar saja belum cukup," ujar Edimon dalam diskusi virtual publik ISEI bertajuk "Moving Forward: Strategy for Indonesia Economic Rebound" di Jakarta, Rabu (16/9/2020).
Dia mengatakan, kebijakan besar saja harus dilihat bagaimana multiplier effectnya. Berkaca pada Asia Tenggara, sebenarnya penanganan Covid-19 cukup ketat, tetapi implementasinya yang berat karena kepatuhan masih belum disiplin.
(Baca Juga: Obral Tanah Gratis, Erick Thohir Sebut Investor Engga Usah Pusing Pembebasan Lahan )
"Sebenarnya begitu kebijakan yang tadinya ketat dilonggarkan, ternyata kasusnya meningkat cepat. Hal ini berarti kebijakan tidak sustainable, hal ini tidak terjadi di Indonesia saja, tapi juga di negara-negara seperti Filipina dan India," ungkap Edimon.
Sambung dia menambahkan, Indonesia saat ini lebih resilien dengan performanya lebih bagus dari India. "Karena konsumsi dan investasinya tidak tergerus sedalam India dan Filipina. Kita juga bersyukur pergerakan perdagangan di Asia masih lebih bagus daripada rata-rata global," tutur Edimon.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda