Rekind Minta Keekonomian Proyek Cisem Disesuaikan
Minggu, 27 September 2020 - 16:30 WIB
Selain itu, untuk mempertahankan tingkat pengembalian investasi, toll fee yang diberlakukan pada tahun 2006 sudah tidak dapat digunakan. Perhitungan tersebut mengacu pada asumsi awal bahwa volume gas yang dialirkan melalui pipa Proyek Cisem bersifat tetap, sejak tahun pertama operasi hingga akhir masa konsesi.
Toll fee yang lebih tinggi juga diperlukan apabila volume gas yang dialirkan lebih rendah atau bersifat cascading (penurunan). "Dari hasil kajian ini diketahui bahwa Net Present Value (NPV) Proyek Cisem akan bernilai negatif bila tidak ada penyesuaian toll fee," ungkapnya.
Menurut Edy Sutrisman, dari sebelum pelaksanaan groundbreaking pada 7 Februari 2020 hingga saat ini Rekind telah melakukan berbagai upaya untuk mendukung agar salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) ini bisa berjalan optimal sesuai harapan bersama.
Di antaranya, melakukan kerja sama dengan perusahaan shipper melalui penandatanganan perjanjian pra-kontrak berupa Head of Agreement (HoA) dan Memorandum of Understanding (MoU), tetapi belum terealisasi menjadi Gas Transport Agreement (GTA) karena beberapa alasan.
Diterangkan juga olehnya, sebagai bentuk komitmen dan itikad baik Rekind sudah melakukan kegiatan pra proyek sebenarnya dengan menggunakan anggaran kas perusahaan yang antara lain difokuskan untuk kegiatan Front End Engineering Design (FEED), survey jalur pipa, perijinan Amdal dan lain sebagainya.
"Namun sejalan dengan itu Rekind tetap menilai toll fee pada tahun 2006 sudah tidak dapat digunakan sebagai dasar keekonomian dan memerlukan market gas yang pasti agar mencapai keekonomian proyek serta menghindari proyek berhenti di tengah jalan akibat kemampuan arus kas perusahaan dan sulitnya mendapatkan pendanaan,” tutup Edy Sutrisman.
Toll fee yang lebih tinggi juga diperlukan apabila volume gas yang dialirkan lebih rendah atau bersifat cascading (penurunan). "Dari hasil kajian ini diketahui bahwa Net Present Value (NPV) Proyek Cisem akan bernilai negatif bila tidak ada penyesuaian toll fee," ungkapnya.
Menurut Edy Sutrisman, dari sebelum pelaksanaan groundbreaking pada 7 Februari 2020 hingga saat ini Rekind telah melakukan berbagai upaya untuk mendukung agar salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) ini bisa berjalan optimal sesuai harapan bersama.
Di antaranya, melakukan kerja sama dengan perusahaan shipper melalui penandatanganan perjanjian pra-kontrak berupa Head of Agreement (HoA) dan Memorandum of Understanding (MoU), tetapi belum terealisasi menjadi Gas Transport Agreement (GTA) karena beberapa alasan.
Diterangkan juga olehnya, sebagai bentuk komitmen dan itikad baik Rekind sudah melakukan kegiatan pra proyek sebenarnya dengan menggunakan anggaran kas perusahaan yang antara lain difokuskan untuk kegiatan Front End Engineering Design (FEED), survey jalur pipa, perijinan Amdal dan lain sebagainya.
"Namun sejalan dengan itu Rekind tetap menilai toll fee pada tahun 2006 sudah tidak dapat digunakan sebagai dasar keekonomian dan memerlukan market gas yang pasti agar mencapai keekonomian proyek serta menghindari proyek berhenti di tengah jalan akibat kemampuan arus kas perusahaan dan sulitnya mendapatkan pendanaan,” tutup Edy Sutrisman.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda