Mudah Beud, Tiga Kali Klik Sudah Bisa Investasi di Bursa Komoditas Top Amerika
Selasa, 29 September 2020 - 19:10 WIB
JAKARTA - Investasi micro e-mini S&P 500 index futures kini bisa dilakukan dalam tiga ketukan lewat aplikasi Pluang. Produk investasi ini adalah yang pertama dan satu-satunya di Indonesia saat ini.
“Bagi Pluang, tujuan diluncurkannya produk ini adalah membuka akses lebih luas kepada masyarakat Indonesia terhadap produk keuangan mancanegara dengan mudah, aman, dan terjangkau. Setelah sebelumnya Pluang sukses meluncurkan produk tabungan Emas Digital,” ujar Co-founder Pluang Claudia Kolonas, dalam konferensi persnya secara virtual, Selasa (29/9/2020).
Ia menjelaskan, Pluang S&P 500 merupakan produk berjangka yang ditransaksikan di bursa Chicago Mercantile Exchange, bursa berjangka terbesar di dunia. Saat ini, S&P 500 memiliki kapitalisasi pasar sebesar 70% sampai 80% atau setara USD30,5 triliun dari keseluruhan maket di Amerika Serikat (AS). ( Baca juga:Wahai Bos-Bos, Cegahlah PHK dengan The Power of Kepepet )
Selain itu, kata Claudia, indeks S&P 500 berisikan perusahaan terpilih yang memenuhi syarat. Pada umumnya perusahaan-perusahaan tersebut harus memenuhi kualifikasi, seperti memiliki kantor pusat yang berlokasi di AS, melaporkan laba positif selama empat kuarter, memiliki kapitalisasi pasar sama dengan atau lebih dari USD3,7 miliar dan telah IPO atau menjadi perusahaan publik selama minimal satu tahun.
"Tak hanya itu, sebesar 30% saham S&P 500 bergerak di bidang teknologi dan informasi. Perusahaan teknologi terkenal seperti Facebook, Amazone, Netflix, Google, Apple, dan Microsoft," jelasnya.
Ia menambahkan, dalam indeks S&P 500 saham dari industri teknologi dan informasi menjadi penggerak utama dalam 10 tahun belakangan ini. Seperti diketahui, tidak terlalu banyak perusahaan teknologi yang terdaftar di bursa publik atau IPO. ( Baca juga:Pandemi Covid-19, Pembangunan 3 Flyover dan 1 Underpass di Jakarta Masuki Tahap Akhir )
"jadi investor di Asia lebih susah eksposur di perusahaan teknologi, indeks S&P 500 menjadi pilihan" ungkapnya.
Ia menyarankan, agar para investor dapat berinvestasi dalam jangka panjang, sebab S&P 500 selalu mengalami peningkatan. Dalam tiga tahun belakang S&P 500 sudah memiliki imbal hasil sebesar 49%, lima tahun belakang sudah mencapai 76% dan 10 tahun 326%.
"Kalo dilihat dalam jangka waktu panjang S&P 500 memiliki return yang bagus," pungkasnya.
“Bagi Pluang, tujuan diluncurkannya produk ini adalah membuka akses lebih luas kepada masyarakat Indonesia terhadap produk keuangan mancanegara dengan mudah, aman, dan terjangkau. Setelah sebelumnya Pluang sukses meluncurkan produk tabungan Emas Digital,” ujar Co-founder Pluang Claudia Kolonas, dalam konferensi persnya secara virtual, Selasa (29/9/2020).
Ia menjelaskan, Pluang S&P 500 merupakan produk berjangka yang ditransaksikan di bursa Chicago Mercantile Exchange, bursa berjangka terbesar di dunia. Saat ini, S&P 500 memiliki kapitalisasi pasar sebesar 70% sampai 80% atau setara USD30,5 triliun dari keseluruhan maket di Amerika Serikat (AS). ( Baca juga:Wahai Bos-Bos, Cegahlah PHK dengan The Power of Kepepet )
Selain itu, kata Claudia, indeks S&P 500 berisikan perusahaan terpilih yang memenuhi syarat. Pada umumnya perusahaan-perusahaan tersebut harus memenuhi kualifikasi, seperti memiliki kantor pusat yang berlokasi di AS, melaporkan laba positif selama empat kuarter, memiliki kapitalisasi pasar sama dengan atau lebih dari USD3,7 miliar dan telah IPO atau menjadi perusahaan publik selama minimal satu tahun.
"Tak hanya itu, sebesar 30% saham S&P 500 bergerak di bidang teknologi dan informasi. Perusahaan teknologi terkenal seperti Facebook, Amazone, Netflix, Google, Apple, dan Microsoft," jelasnya.
Ia menambahkan, dalam indeks S&P 500 saham dari industri teknologi dan informasi menjadi penggerak utama dalam 10 tahun belakangan ini. Seperti diketahui, tidak terlalu banyak perusahaan teknologi yang terdaftar di bursa publik atau IPO. ( Baca juga:Pandemi Covid-19, Pembangunan 3 Flyover dan 1 Underpass di Jakarta Masuki Tahap Akhir )
"jadi investor di Asia lebih susah eksposur di perusahaan teknologi, indeks S&P 500 menjadi pilihan" ungkapnya.
Ia menyarankan, agar para investor dapat berinvestasi dalam jangka panjang, sebab S&P 500 selalu mengalami peningkatan. Dalam tiga tahun belakang S&P 500 sudah memiliki imbal hasil sebesar 49%, lima tahun belakang sudah mencapai 76% dan 10 tahun 326%.
"Kalo dilihat dalam jangka waktu panjang S&P 500 memiliki return yang bagus," pungkasnya.
(uka)
tulis komentar anda