Pasar Saham AS Meriang Gegara Trump, Awas Nular ke Indonesia!
Jum'at, 02 Oktober 2020 - 16:40 WIB
JAKARTA - Pemerintah diminta untuk mewaspadai kondisi perpolitikan dan pasar modal di Amerika Serikat (AS) . Apalagi setelah Presiden AS Donald Trump positif terkena virus corona (Covid-19).
Kabar positifnya orang nomor satu di Negeri Paman Sam ini membuat pasar saham di AS semakin berada di dalam kondisi ketidakpastian. Bagaimana tidak, usai pengumuman positifnya Trump, bursa saham negara adidaya itu langsung anjlok.
Kepala Ekonomi Bank BCA David Sumual mengatakan, penurunan indeks saham berjangka AS akan berdampak pada ekonomi nasional. Tak hanya itu, pasar saham dan keuangan Indonesia juga berpotensi terkena imbasnya akibat kabar tersebut.
"Kondisi politik Amerika dan pasar modal ada pengaruh pasti. Saham Amerika juga perlu diperhatikan," ujarnya dalam diskusi virtual, Jumat (2/10/2020). (Baca juga: Lahirkan 1.600 Investor, MNC Sekuritas Makin Gencar Edukasi Saham )
Belum lagi, data ekonomi Indonesia saat ini masih belum menunjukkan sinyal positif. Mengingat, ekonomi Indonesia juga kini berada di ambang resesi karena kinerja perdagangan dan investasi yang tak kunjung membaik.
Salah satu faktor yang menyebabkan kinerja perdagangan kurang baik adalah masih belum stabilnya harga komoditas. Hal ini sangat disebabkan oleh perang dagang Amerika Serikat dan China yang tak kunjung membaik. (Baca juga: WTO Putuskan AS Bersalah dalam Perang Dagang, Washington Ngamuk )
Tentunya ketidakpastian ini sangat berpengaruh bagi perekonomian Indonesia. Apalagi, Indonesia merupakan salah satu negara yang masih mengandalkan ekspor komoditas dalam kinerja perdagangannya.
Oleh karena itu, pemerintah perlu membuat rencana lain untuk mendongkrak perekonomian. Rencana lain ini juga harus mempertimbangkan faktor geopolitik negara lain.
"Jadi selain faktor Covid tapi bubble yang terjadi di pasar saham AS dan terutama di pasar saham tekno ini kita harus ada contingency plan," jelasnya.
Kabar positifnya orang nomor satu di Negeri Paman Sam ini membuat pasar saham di AS semakin berada di dalam kondisi ketidakpastian. Bagaimana tidak, usai pengumuman positifnya Trump, bursa saham negara adidaya itu langsung anjlok.
Kepala Ekonomi Bank BCA David Sumual mengatakan, penurunan indeks saham berjangka AS akan berdampak pada ekonomi nasional. Tak hanya itu, pasar saham dan keuangan Indonesia juga berpotensi terkena imbasnya akibat kabar tersebut.
"Kondisi politik Amerika dan pasar modal ada pengaruh pasti. Saham Amerika juga perlu diperhatikan," ujarnya dalam diskusi virtual, Jumat (2/10/2020). (Baca juga: Lahirkan 1.600 Investor, MNC Sekuritas Makin Gencar Edukasi Saham )
Belum lagi, data ekonomi Indonesia saat ini masih belum menunjukkan sinyal positif. Mengingat, ekonomi Indonesia juga kini berada di ambang resesi karena kinerja perdagangan dan investasi yang tak kunjung membaik.
Salah satu faktor yang menyebabkan kinerja perdagangan kurang baik adalah masih belum stabilnya harga komoditas. Hal ini sangat disebabkan oleh perang dagang Amerika Serikat dan China yang tak kunjung membaik. (Baca juga: WTO Putuskan AS Bersalah dalam Perang Dagang, Washington Ngamuk )
Tentunya ketidakpastian ini sangat berpengaruh bagi perekonomian Indonesia. Apalagi, Indonesia merupakan salah satu negara yang masih mengandalkan ekspor komoditas dalam kinerja perdagangannya.
Oleh karena itu, pemerintah perlu membuat rencana lain untuk mendongkrak perekonomian. Rencana lain ini juga harus mempertimbangkan faktor geopolitik negara lain.
"Jadi selain faktor Covid tapi bubble yang terjadi di pasar saham AS dan terutama di pasar saham tekno ini kita harus ada contingency plan," jelasnya.
(ind)
Lihat Juga :
tulis komentar anda