Jangan Terlewat, Siapkan Dana Darurat di Masa Gawat
Minggu, 04 Oktober 2020 - 09:30 WIB
Sebut saja seperti pemilik usaha, atlet, atau para pekerja freelance. Dana darurat yang mereka harus sediakan bahkan bisa di atas 12 bulan pengeluaran jika mereka juga memiliki tanggungan.
Langkah selanjutnya, coret pengeluaran yang bersifat "keinginan". Jika selama ini kita merasa pengeluaran lebih besar ketimbang pemasukan, cobalah untuk mengetatkan ikat pinggang alias mengurangi pengeluaran rutin bulanan.
Tidak dimungkiri bahwa tidak sedikit masyarakat yang menghemat pengeluaran di masa pandemi. Namun alangkah lebih baik untuk lebih spesifik terhadap pengeluaran yang bersifat gaya hidup atau keinginan saja, bukan yang bersifat kebutuhan atau pengeluaran pokok.
Bicara soal pengeluaran gaya hidup, pengeluaran itu bisa berupa traveling, mendatangi tempat hiburan, atau melakukan kegiatan hobi ekstrem tinggi risiko. Dengan mengurangi pengeluaran di berbagai hal yang bersifat keinginan atau gaya hidup, maka kita bisa lebih berfokus untuk memprioritaskan pengeluaran-pengeluaran untuk kebutuhan sehari-hari, jangka pendek, panjang, dan menambah dana darurat.
Selanjutnya, tambah pendapatan bulanan untuk mempercepat pengumpulan dana darurat. Selain mengurangi pengeluaran, cara lain untuk mempercepat proses pengumpulan dana darurat adalah dengan menambah penghasilan kita.
Penghasilan tambahan bisa didapat dari kerja sampingan atau dengan melakukan investasi jangka pendek. Sebut saja dengan menempatkan dana di deposito, obligasi negara atau sukuk. Bunga dari penempatan dana di instrumen-instrumen keuangan tersebut bisa langsung diterima dan masuk ke rekening pribadi layaknya pendapatan pasif.
Terakhir, alokasikan dana minimal 10% dari penghasilan bulanan untuk menabung dana darurat. Jika Anda belum mengetahui berapa besar dana yang harus disisihkan per bulan untuk dana darurat, maka alokasikan saja dana minimal 10% dari penghasilan bulanan untuk kepentingan ini.
Proses alokasi ini tentu saja bisa dilakukan apabila pengeluaran Anda tidak melebihi pendapatan, dalam artian arus kas bersih bulanan Anda sudah sehat. Selamat mencoba!
Langkah selanjutnya, coret pengeluaran yang bersifat "keinginan". Jika selama ini kita merasa pengeluaran lebih besar ketimbang pemasukan, cobalah untuk mengetatkan ikat pinggang alias mengurangi pengeluaran rutin bulanan.
Tidak dimungkiri bahwa tidak sedikit masyarakat yang menghemat pengeluaran di masa pandemi. Namun alangkah lebih baik untuk lebih spesifik terhadap pengeluaran yang bersifat gaya hidup atau keinginan saja, bukan yang bersifat kebutuhan atau pengeluaran pokok.
Bicara soal pengeluaran gaya hidup, pengeluaran itu bisa berupa traveling, mendatangi tempat hiburan, atau melakukan kegiatan hobi ekstrem tinggi risiko. Dengan mengurangi pengeluaran di berbagai hal yang bersifat keinginan atau gaya hidup, maka kita bisa lebih berfokus untuk memprioritaskan pengeluaran-pengeluaran untuk kebutuhan sehari-hari, jangka pendek, panjang, dan menambah dana darurat.
Selanjutnya, tambah pendapatan bulanan untuk mempercepat pengumpulan dana darurat. Selain mengurangi pengeluaran, cara lain untuk mempercepat proses pengumpulan dana darurat adalah dengan menambah penghasilan kita.
Penghasilan tambahan bisa didapat dari kerja sampingan atau dengan melakukan investasi jangka pendek. Sebut saja dengan menempatkan dana di deposito, obligasi negara atau sukuk. Bunga dari penempatan dana di instrumen-instrumen keuangan tersebut bisa langsung diterima dan masuk ke rekening pribadi layaknya pendapatan pasif.
Terakhir, alokasikan dana minimal 10% dari penghasilan bulanan untuk menabung dana darurat. Jika Anda belum mengetahui berapa besar dana yang harus disisihkan per bulan untuk dana darurat, maka alokasikan saja dana minimal 10% dari penghasilan bulanan untuk kepentingan ini.
Proses alokasi ini tentu saja bisa dilakukan apabila pengeluaran Anda tidak melebihi pendapatan, dalam artian arus kas bersih bulanan Anda sudah sehat. Selamat mencoba!
(fai)
Lihat Juga :
tulis komentar anda