Transaksi Cashless Pulihkan dan Perluas Akses Perdagangan Rakyat

Jum'at, 09 Oktober 2020 - 13:12 WIB
Sistem pembayaran nontunai disebut sebagai solusi untuk tetap menggerakkan perdagangan di tengah pandemi saat ini. Foto/Ilustrasi
JAKARTA - Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga optimistis sistem pembayaran nontunai (cashless) di pasar bisa membantu memulihkan perdagangan, bahkan meningkatkan akses serta jaringan distribusi. Hal ini disampaikan Jerry saat menyosialisasikan sistem pembayaran nontunai di pasar Bersehati Kota Manado.

"Manfaatnya jelas, yaitu agar perdagangan bisa berlangsung terus, termasuk dalam masa pandemi ini. Dengan cashless kita bisa tetap menjalankan roda ekonomi dalam bingkai protokol kesehatan karena meminimalkan kontak antara pembeli dan pedagang," kata Jerry dalam siaran pers, Jumat (9/10/2020).

(Baca Juga: New Normal Ubah Perilaku Konsumen, Pembayaran Nontunai Jadi Pilihan) Dengan beroperasinya perdagangan, lanjut Wamendag, kegiatan transaksi antarmasyarakat tetap berjalan, sehingga secara ekonomi masyarakat tidak terlalu tertekan. Dia pun mengingatkan bahwa pasar adalah indikasi ekonomi riil yang menyangkut konsumsi, distribusi dan konsumsi masyarakat. Oleh karena itu, pasar diusahakan agar bisa terus beroperasi.

Manfaat lebih lanjut dari transaksi nontunai menurutnya adalah peningkatan akses pasar. Menurut Wamendag, transaksi cashless adalah pintu gerbang bagi proses perdagangan yang berbasis digital. Dengan mekanisme perdagangan digital, masyarakat bisa melakukan berbagai inovasi dalam aspek-aspek perdagangan seperti perluasan jaringan pasar, basis data konsumen, sistem logistik dan sebagainya.

"Jadi ini adalah landasan transformasi perdagangan masyarakat. kita dorong masyarakat agar menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Dari situ nanti pasti akan ada peluang-peluang baru," tandasnya.



Wamendag menekankan bahwa acara ini menunjukkan keberpihakan negara kepada pelaku-pelaku ekonomi tradisional. Transformasi ke pembayaran digital biasanya digerakkan oleb perushaan-perusahaan besar, sementara pelaku ekonomi kecil dan menengah kesulitan karena kurangnya kemampuan dana maupun teknologi.

Dengan program kemitraan antara perusahaan besar dan pelaku ekonomi kecil di pasar tradisional, semua pedagang bisa menjalankan sistem pembayaran digital dengan prinsip kemitraan yang saling menguntungkan.

Sulawesi Utara menurut Wamendag akan menjadi daerah percontohan transaksi cashless untuk kawasan Indonesia Timur. Untuk itu, menurutnya, proses sosialisasi dan pelatihan kepada pengguna harus dilakukan secara berkesinambungan. Ini agar masyarakat bisa memanfaatkan tranformasi ini dengan baik.

(Baca Juga: Transaksi Digital Naik Pesat, Perbankan Harus Tingkatkan Keamanan)

"Jadi yang perlu di-install itu bukan hanya teknologinya, tetapi juga masyarakatnya, baik dalam penggunaan maupun pada kulturnya. Dengan demikian keduanya selaras dan teknologi yang diterapkan bisa bermanfaat optimal," katanya.

Sosialisasi penggunaan transaksi digital dalam perdagangan masyarakat sudah lama digagas pemerintah. Khususnya di Indonesia Timur, tantangannya lebih pada jaringan infrastruktur dan pola penggunaannya oleh masyarakat. Namun demikian, Walikota Manado dan Kadisperindag Pemprov Sulut optimis masyarakat Sulut bisa segera memakai teknologi ini. Ini karena tingkat pemilikan gawai dan akses internet di kota Manado relatif tinggi.

Sosialisasi pembayaran digital untuk pasar tradisional dilakukan secara langsung di Pasar Bersehati, difasilitasi oleh OVO dan didukung oleh berbagai pihak. Hadir dalam acara itu, Walikota Manado GS Vicky Lumentut, Kepala BI Cabang Sulut Arbonas Hutabarat, Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Sulut Edwin Kindangen, Presiden Direktur OVO Karaniya Dharmasaputra.
(fai)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More