Edan! Inalum Mau Bangun Pabrik Baterai Mobil Listrik Senilai Rp290 Triliun

Kamis, 15 Oktober 2020 - 19:58 WIB
Foto/Ilustrasi/SINDOnews
JAKARTA - Holding BUMN pertambangan Mind Id atau Inalum telah menetapkan lokasi pembangunan pabrik baterai . Manajemen perseroan pelat merah itu juga menargetkan proses pembangunan pabrik dilakukan 2-3 tahun ke depannya.

Direktur Utama Mind Id Orias Petrus Moedak menyebut, pihaknya sudah menetapkan sejumlah lokasi pembangunan pabrik. Dalam catatan manajemen, ada beberapa lokasi yang dipilih, meski begitu ada tiga wilayah yang nantinya menjadi kosentrasi pembangunan. Ketiganya adalah Halmahera di Maluku Utara, Sulawesi Tenggara, dan Papua.

"Untuk targetnya sekitar 2-3 tahun-lah, sementara pilihan lokasi ada di Sulawesi Tenggara, Halmahera, dan Papua. Pilihan di situ," ujar Orias, Jakarta, Kamis (15/10/2020). ( Baca juga:Obligasi Global MIND ID Terbesar di Antara Pertambangan se-Asia )

Dari ketiga opsi lokasi tersebut, pihak PT Aneka Tambang (Persero) dan tim yang diketuai Komisaris Utama Mind Id Agus Tjahjana Wirakusuma, nantinya memutuskan atau memfinalisasi lokasi yang dipilih.



"Dari teman-teman Antam akan menjelaskan detail dan juga dari tim yang dibentuk Pak Menteri akan melaporkan dan memutuskan di mana. Tapi kemungkinan di tiga tempat itu," kata dia.

Dalam kesempatan itu, Orias juga mengutarakan ihwal nilai investasi dari pembangunan pabrik baterai yang diproyeksi mencapai USD20 miliar atau setara Rp290 triliun (kurs Rp14.500). Dia bilang, angka tersebut bisa dicapai bila produk turunan yang dihasilkan lebih jauh lagi.

Nilai investasi itu juga didasari pada asumsi keterbukaan perseroan pada mitra kerja. Bila mitra kerja mampu digaet perusahaan, maka Mind Id memperkirakan nilai USD20 miliar bisa dicapai.

"Pendanaan, sebelumnya ada yang tanya nilai proyek kan sekitar USD12 miliar. Lalu Pak Menteri (BUMN) katakan USD20 miliar, karena turunannya lebih jauh, tidak berhenti pada nilai yang saya sampaikan, sehingga bisa sampai USD20 miliar. Kita terbuka untuk mitra kita, nikel kita banyak, mitra ketiga masuk bisa capai USD20 miliar, sekarang hitungan masih USD12 miliar," katanya.

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mencatat, hilirisasi industri minerba, terutama nikel mendapat respons positif dari investasi luar negeri. Investor tersebut adalah Contemporary Amperex Technology Co. Ltd (CATL) dari Cina dan LG Chem Ltd asal Korea. Dua produsen electric vehicle (EV) Battery untuk kendaraan listrik terbesar dunia itu mengisyaratkan akan bergabung dengan proyek investasi senilai USD20 miliar dalam pengembangan rantai pasokan nikel di Tanah Air. ( Baca juga:Meski Pandemi, Elon Musk Masih Produksi Tesla 500.000 Unit Tahun Ini )

Menurut dia, kehadiran investasi luar negeri menunjang program industri nasional. Erick mengaku yakin, aspek keberlanjutan terus berkembang dan mendukung ketahanan energi Indonesia.

"Indonesia selama ini dikenal sebagai produsen dan eksportir nikel, bahan baku utama EV Battery, terbesar dunia yang menguasai 27% kebutuhan pasar global," ujar Erick
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More