Menkeu Sri Mulyani Sebut Akses Internet Masih Jadi Barang Mewah
Rabu, 21 Oktober 2020 - 10:50 WIB
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, akses internet masih jadi barang mewah bagi beberapa wilayah di Indonesia. Lantaran hal itu, pemerintah akan terus meningkatkan akses teknologi dalam upaya mendorong perkembangan ekonomi Indonesia.
"Akses internet masih menjadi kemewahan bagi sebagian orang di beberapa wilayah, terbatasnya manfaat atau keberhasilan akses publik masih menjadi pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan," ujar Menkeu Sri Mulyani dalam video virtual di Jakarta, Rabu (21/10/2020).
(Baca Juga: Terbongkar!, Ada 12 Ribu Desa di Indonesia Belum Menikmati Internet )
Dia mencontohkan di Indonesia saja penggunaan internet masih belum merata. Apalagi bagi pelajar yang harus belajar secara online, hal ini masih susah dinikmati.
"Tidak semua siswa memiliki akses internet. Beberapa buta huruf, rentan kehilangan pendidikan selama pandemi, ini adalah masalah yang masih dihadapi oleh banyak negara," ungkapnya.
(Baca Juga: Dua Tahun Lagi, Seluruh Desa Terkoneksi Jaringan 4G )
Mantan Direktur Bank Dunia itu menambahkan, aktivitas dalam rantai nilai global bisa memanfaatkam penggunaan teknologi di berbagai tingkat kecanggihan. Dampak teknologi akan berbeda di berbagai negara dan sektor ekonomi.
"Bagi pembuat kebijakan, tantangannya adalah memahami tanggapan kebijakan yang diperlukan untuk memperoleh manfaat dari teknologi baru sambil mengantisipasi risiko terkait," tandasnya.
"Akses internet masih menjadi kemewahan bagi sebagian orang di beberapa wilayah, terbatasnya manfaat atau keberhasilan akses publik masih menjadi pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan," ujar Menkeu Sri Mulyani dalam video virtual di Jakarta, Rabu (21/10/2020).
(Baca Juga: Terbongkar!, Ada 12 Ribu Desa di Indonesia Belum Menikmati Internet )
Dia mencontohkan di Indonesia saja penggunaan internet masih belum merata. Apalagi bagi pelajar yang harus belajar secara online, hal ini masih susah dinikmati.
"Tidak semua siswa memiliki akses internet. Beberapa buta huruf, rentan kehilangan pendidikan selama pandemi, ini adalah masalah yang masih dihadapi oleh banyak negara," ungkapnya.
(Baca Juga: Dua Tahun Lagi, Seluruh Desa Terkoneksi Jaringan 4G )
Mantan Direktur Bank Dunia itu menambahkan, aktivitas dalam rantai nilai global bisa memanfaatkam penggunaan teknologi di berbagai tingkat kecanggihan. Dampak teknologi akan berbeda di berbagai negara dan sektor ekonomi.
"Bagi pembuat kebijakan, tantangannya adalah memahami tanggapan kebijakan yang diperlukan untuk memperoleh manfaat dari teknologi baru sambil mengantisipasi risiko terkait," tandasnya.
(akr)
tulis komentar anda