Asyik, Dana Asing Mulai Menggerojok Lewat Obligasi Negara
Rabu, 28 Oktober 2020 - 17:59 WIB
JAKARTA - Arus dana asing yang masuk pada obligasi negara di bulan Oktober 2020 hingga tanggal 22 mencapai total Rp19,2 triliun. Raihan tersebut jauh lebih baik dibandingkan Rp8,8 triliun di bulan September dan Rp3,8 triliun pada bulan Agustus.
Kepala Ekonom Bank CIMB Niaga Adrian Panggabean mengatakan, dana asing pada pasar saham yang keluar di bulan Oktober hingga tanggal 23 sebesar Rp3,9 triliun. "Ini lebih sedikit dibandingkan arus dana keluar sebesar Rp15,6 triliun di bulan September dan Rp8,5 triliun di bulan Agustus," kata Adrian di Jakarta, Rabu (28/10/2020).
(Baca Juga: Ekonom Kasih 6 Catatan Penting Pasar Obligasi Pemerintah, Yuk Cek! )
Menurutnya hal itu seiring dengan disahkannya Undang-undang (UU) Cipta Kerja dan berakhirnya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) kedua di Ibu kota Jakarta disertai dengan kinerja pasar keuangan domestik yang lebih baik.
Arus dana asing mulai kembali masuk ke pasar obligasi domestik di bulan Oktober setelah sempat kembali mengalami dana keluar di bulan September dan Agustus. "Pasar saham domestik dana asing masih keluar di bulan Oktober walaupun tidak lagi sebesar bulan-bulan sebelumnya," paparnya.
(Baca Juga: Tahan Suku Bunga, BI Perlu Pertimbangkan Aliran Modal yang Masuk )
Saat ini, selisih yield obligasi pemerintah Indonesia dan obligasi Amerika Serikat yang lebih tebal di tahun 2020 dibandingkan dengan 2021, nilai tukar USD/IDR yang lebih stabil sejak bulan Juli jika dibandingkan dengan periode Maret – Juni dan neraca transaksi berjalan Indonesia yang membaik adalah beberapa faktor yang mendukung penguatan pasar obligasi dalam negeri.
Neraca transaksi berjalan diperkirakan akan defisit 0,50% dari PDB di tahun 2020, lebih baik dari estimasi sebelumnya yaitu defisit 1,6% dari PDB.
Kepala Ekonom Bank CIMB Niaga Adrian Panggabean mengatakan, dana asing pada pasar saham yang keluar di bulan Oktober hingga tanggal 23 sebesar Rp3,9 triliun. "Ini lebih sedikit dibandingkan arus dana keluar sebesar Rp15,6 triliun di bulan September dan Rp8,5 triliun di bulan Agustus," kata Adrian di Jakarta, Rabu (28/10/2020).
(Baca Juga: Ekonom Kasih 6 Catatan Penting Pasar Obligasi Pemerintah, Yuk Cek! )
Menurutnya hal itu seiring dengan disahkannya Undang-undang (UU) Cipta Kerja dan berakhirnya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) kedua di Ibu kota Jakarta disertai dengan kinerja pasar keuangan domestik yang lebih baik.
Arus dana asing mulai kembali masuk ke pasar obligasi domestik di bulan Oktober setelah sempat kembali mengalami dana keluar di bulan September dan Agustus. "Pasar saham domestik dana asing masih keluar di bulan Oktober walaupun tidak lagi sebesar bulan-bulan sebelumnya," paparnya.
(Baca Juga: Tahan Suku Bunga, BI Perlu Pertimbangkan Aliran Modal yang Masuk )
Saat ini, selisih yield obligasi pemerintah Indonesia dan obligasi Amerika Serikat yang lebih tebal di tahun 2020 dibandingkan dengan 2021, nilai tukar USD/IDR yang lebih stabil sejak bulan Juli jika dibandingkan dengan periode Maret – Juni dan neraca transaksi berjalan Indonesia yang membaik adalah beberapa faktor yang mendukung penguatan pasar obligasi dalam negeri.
Neraca transaksi berjalan diperkirakan akan defisit 0,50% dari PDB di tahun 2020, lebih baik dari estimasi sebelumnya yaitu defisit 1,6% dari PDB.
(akr)
tulis komentar anda