Maskapai Racik Ulang Strategi Bisnis

Senin, 02 November 2020 - 06:05 WIB
Sama seperti Singapore Airlines, pandemi juga memaksa maskapai Thai Airways harus menyulap kantor pusatnya menjadi restoran sejak awal September lalu. Konsep restoran yang digunakan fokus pada pesawat. Restoran itu didekorasi dengan beberapa bagian dan kursi pesawat. Makanan yang dihadirkan juga seperti makanan selama penerbangan.

“Setiap hari, restoran bertema pesawat itu mampu menyediakan 2.000 makanan,” kata Direktur Manajer Katering Thai Airways, Varangkana Luerojvong, kepada Reuters. (Baca juga: Covid-19 Sebabkan Otak Menua 10 Tahun)

Dia mengungkapkan, lengkah tersebut bisa menjadi menambah pendapatan selama pandemi. Dinilai sukses, Thai Airways juga akan mengubah kantor lainnya untuk menjadi restoran.

Strategi unik lainnya juga dilakukan oleh maskapai EVA Air yang berkantor pusat di Taiwan. Maskapai itu mengenalkan program penerbangan tanpa tujuan.

EVA melayani penerbangan pada Hari Ayah khusus memutari Pulau Taiwan. Beberapa maskapai lain seperti Qantas, Tigerair, ANA, HK Express juga menawarkan layanan yang sama. Mereka sengaja menjual tiket penerbangan dengan rute hanya berkeliling di udara sejumlah negara, untuk kemudian kembali ke tempat asalnya.

“Saya merasa saya tidak pernah pergi dengan pesawat sejak lama. Saya pikir ini merupakan kesempatan spesial,” kata Chen Shu-tzu, 43, penumpang Tigerair yang ikut terbang di udara Pulau Jeju.

Apa yang dilakukan maskapai-maskapai tersebut tentu bukan tanpa asalan. Mereka mencari cara agar tetap bertahan dari krisis sekaligus menjaga agar penyebaran Covid-19 bisa tetap terkendali. "Kita menjamin penumpang tetap aman dan sehat," demikian keterangan HK Express dilansir South China Morning Post. (Baca juga: Dengan Kondisi Sekarang, Habib Rizieq Sebaiknya Jangan Pulang Dahulu)

Nasib Maskapai Domestik

Sebelumnya, pendapatan maskapai penerbangan dunia diperkirakan anjlok sebesar USD314 miliar pada 2020. Hal itu disebabkan lockdown dan larangan bepergian setelah mewabahnya virus korona di seluruh dunia sejak awal tahun ini.

Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) telah memperingatkan bahwa ratusan ribu pekerjaan penerbangan dapat berisiko akibat pandemi Covid-19. Asosiasi, yang mewakili 290 maskapai, mengatakan mereka memperkirakan lalu lintas tahun ini menjadi 66% di bawah level penerbangan pada 2019. Selanjutnya, Asosiasi Maskapai Asia Pasifik juga menyatakan pembatasan dan kontrol perbatasan saat pandemi menyebabkan perjalanan internasional turun mencapai 97,5%.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More