Jelang Resesi RI, Konsumsi yang Terkontraksi Bikin Ekonomi Tumbuh Minus 3,13%
Kamis, 05 November 2020 - 07:52 WIB
Pertumbuhan PMTB/Investasi pada 3Q20 diperkirakan mengalami kontraksi di kisaran -7,9% yoy dari kuartal sebelumnya yang tercatat -8,61%, dimana investasi bangunan dan non-bangunan cenderung masih terkontraksi.
Hal tersebut terindikasi dari pertumbuhan penjualan semen yang terkontraksi -10,5% yoy pada kuartal II tahun 2020, dari kuartal III tahun 2019 yang tercatat -1,8% yoy. Kontraksi penjualan semen mengindikasikan investasi bangunan sepanjang periode Jul-September 2020 masih mengalami penurunan.
(Baca Juga: RI Mau Resesi, Pemerintah Minta 'Bantuan' Rp1.000 Triliun Swasta )
Selain itu, investasi non-bangunan juga melambat terindikasi dari impor barang modal sepanjang kuartal ketiga 2020 tercatat terkontraksi -24,9% yoy dari kuartal III tahun 2019 yang tercatat -0,5% yoy.
Penjualan alat berat pada kuartal III-2020 pun juga tercatat terkontraksi -48,1% yoy dibandingkan periode yang sama tahun yang lalu yang tercatat -49,2% yoy. Konsumsi pemerintah diperkirakan cenderung tumbuh positif pada kuartal III, yang didorong oleh peningkatan realisasi belanja K/L serta penyerapan anggaran PEN dibandingkan sebelumnya.
Hal tersebut terindikasi dari pertumbuhan penjualan semen yang terkontraksi -10,5% yoy pada kuartal II tahun 2020, dari kuartal III tahun 2019 yang tercatat -1,8% yoy. Kontraksi penjualan semen mengindikasikan investasi bangunan sepanjang periode Jul-September 2020 masih mengalami penurunan.
(Baca Juga: RI Mau Resesi, Pemerintah Minta 'Bantuan' Rp1.000 Triliun Swasta )
Selain itu, investasi non-bangunan juga melambat terindikasi dari impor barang modal sepanjang kuartal ketiga 2020 tercatat terkontraksi -24,9% yoy dari kuartal III tahun 2019 yang tercatat -0,5% yoy.
Penjualan alat berat pada kuartal III-2020 pun juga tercatat terkontraksi -48,1% yoy dibandingkan periode yang sama tahun yang lalu yang tercatat -49,2% yoy. Konsumsi pemerintah diperkirakan cenderung tumbuh positif pada kuartal III, yang didorong oleh peningkatan realisasi belanja K/L serta penyerapan anggaran PEN dibandingkan sebelumnya.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda