Ekosistem Digital Berubah, Sandiaga Uno: Startup Harus Berbenah Pasca-Corona
Kamis, 16 April 2020 - 05:20 WIB
JAKARTA - Kondisi ekonomi dunia pasca pandemi global corona (Covid-19) tak bakal sama lagi, tak terkecuali usaha-usaha rintisan (startup). Pengusaha Sandiaga Uno memprediksi investor tak akan lagi gemar jor-joran mengalirkan modalnya ke bisnis rintisan. Kondisi ini bakal memaksa para pelaku startup untuk beradaptasi dengan situasi baru.
“Inilah yang disebut dengan the new normal, situasi normal baru di mana kita harus beradaptasi. Selama ini, startup selalu mengalami capital free flowing, siapa yang mau bakar duit silakan yang penting dapet gross market value,” kata Sandi dalam diskusi virtual bersama CEO Asumsi, Pangeran Siahaan, di Jakarta, Rabu (15/4/2020).
Gross market value (GMV) jamak dikenal sebagai salah satu alat ukur untuk menentukan valuasi suatu startup. GMV dihitung dari volume transaksi. Meski tak langsung menunjukkan revenue, banyak startup yang memiliki nilai GMV tinggi karena aksi “bakar duit” dari para investor.
Sandi mengatakan, kemudahan yang dimiliki startup itu tak bakal terjadi lagi. Sebab, investor akan lebih ketat mengelola modalnya. Mereka juga bakal lebih selektif. Tapi, Sandi yakin, ekosistem baru ini justru bakal membuat startup jauh lebih kompetitif dan tahan banting.
“Kalau setiap startup diberikan limitasi atau restriksi, pastinya mereka akan lebih inovatif untuk menghadapi perkembangan dan persaingan. Dan pastinya akan ada kolaborasi di samping kompetisi,” katanya.
Sandi pun meminta para milenial pelaku startup untuk tidak berputus asa. Meski akan banyak limitasi dan restriksi dalam hal modal, peluang untuk membuka bisnis rintisan justru masih terbuka lebar. Masih banyak ceruk pasar yang belum disentuh startup.
“Justru ini waktu yang terbaik untuk memikirkan. Waktu kita untuk adaptasi karena siapa yang memanfaatkan peluang di era pasca Covid-19 akan menjadi pemenang. Hari tercerah mungkin kita akan dapatkan setelah badai berlalu, tapi peluang terbaik itu kita dapatkan setelah krisis,” katanya.
Sandi mengatakan, krisis ekonomi karena pandemi global ini memang menggempur semua sektor ekonomi. Namun, krisis ini juga menunjukkan titik lemah rantai ekonomi kita yang bisa menjadi peluang bagi pengusaha milenial untuk masuk.
“Makin hebat krisisnya. Makin banyak peluangnya. Ini juga bisa menjadi faktor untuk berbenah bagi kita untuk memperkuat rantai distribusi dan juga ketahanan pangan kita. Dan ini akan terbuka kesempatannya,” katanya.
“Inilah yang disebut dengan the new normal, situasi normal baru di mana kita harus beradaptasi. Selama ini, startup selalu mengalami capital free flowing, siapa yang mau bakar duit silakan yang penting dapet gross market value,” kata Sandi dalam diskusi virtual bersama CEO Asumsi, Pangeran Siahaan, di Jakarta, Rabu (15/4/2020).
Gross market value (GMV) jamak dikenal sebagai salah satu alat ukur untuk menentukan valuasi suatu startup. GMV dihitung dari volume transaksi. Meski tak langsung menunjukkan revenue, banyak startup yang memiliki nilai GMV tinggi karena aksi “bakar duit” dari para investor.
Sandi mengatakan, kemudahan yang dimiliki startup itu tak bakal terjadi lagi. Sebab, investor akan lebih ketat mengelola modalnya. Mereka juga bakal lebih selektif. Tapi, Sandi yakin, ekosistem baru ini justru bakal membuat startup jauh lebih kompetitif dan tahan banting.
“Kalau setiap startup diberikan limitasi atau restriksi, pastinya mereka akan lebih inovatif untuk menghadapi perkembangan dan persaingan. Dan pastinya akan ada kolaborasi di samping kompetisi,” katanya.
Sandi pun meminta para milenial pelaku startup untuk tidak berputus asa. Meski akan banyak limitasi dan restriksi dalam hal modal, peluang untuk membuka bisnis rintisan justru masih terbuka lebar. Masih banyak ceruk pasar yang belum disentuh startup.
“Justru ini waktu yang terbaik untuk memikirkan. Waktu kita untuk adaptasi karena siapa yang memanfaatkan peluang di era pasca Covid-19 akan menjadi pemenang. Hari tercerah mungkin kita akan dapatkan setelah badai berlalu, tapi peluang terbaik itu kita dapatkan setelah krisis,” katanya.
Sandi mengatakan, krisis ekonomi karena pandemi global ini memang menggempur semua sektor ekonomi. Namun, krisis ini juga menunjukkan titik lemah rantai ekonomi kita yang bisa menjadi peluang bagi pengusaha milenial untuk masuk.
“Makin hebat krisisnya. Makin banyak peluangnya. Ini juga bisa menjadi faktor untuk berbenah bagi kita untuk memperkuat rantai distribusi dan juga ketahanan pangan kita. Dan ini akan terbuka kesempatannya,” katanya.
(ind)
tulis komentar anda