Menerawang Masa Depan Energi AS di Tangan Joe Biden

Minggu, 08 November 2020 - 20:59 WIB
Kampanye Biden memang belum merinci bagaimana pendekatannya terhadap produksi minyak, tetapi yang pasti bagi Biden harga minyak harus cukup tinggi untuk bahan bakar fosil kompetitif guna melancarkan alternatif energi bersih yang dia gaungkan, serta mendukung rencana iklimnya yang ambisius.

Dalam hal energi hijau, pemerintahan Biden terlihat akan berusaha untuk memasukkan kembali Perjanjian Iklim Paris, sebuah pakta internasional yang dinegosiasikan selama pemerintahan Obama untuk memerangi pemanasan global, namun telah ditarik Trump baru-baru ini karena dinilai dapat merugikan ekonomi AS.

Biden juga telah berjanji untuk membuat AS mencapai status bebas emisi karbon pada 2050, termasuk membuat industri listrik menjadi energi bersih pada 2035. Khusus hal itu tampaknya akan sulit dicapai tanpa mayoritas Partai Demokrat di Kongres, sementara Republik mengklaim kemenangan utama di Kongres AS.

Sedangkan terkait pengeboran energi oleh AS, sejauh ini Trump telah berusaha untuk memaksimalkan produksi minyak dan gas domestik. Sedangkan Biden berjanji untuk melarang penerbitan izin pengeboran baru di tanah dan perairan AS untuk melawan perubahan iklim global.

( )

Menurut data Departemen Dalam Negeri AS, negara itu tercatat telah menghasilkan hampir 3 juta barel minyak mentah per hari pada 2019, bersama dengan 13,2 miliar kaki kubik gas alam per hari. Itu sekitar seperempat dari total produksi minyak domestik, dan lebih dari seperdelapan dari total produksi gas AS.

Langkah Biden akan berdampak pada pendapatan publik, di mana produksi minyak dan gas AS telah menghasilkan sekitar USD12 miliar pendapatan publik pada 2019. Tidak salah ketika menyebut empat tahun masa kepemimpinan akan menjadi tantangan berat bagi Biden dan Harris.
(ind)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More