Menjaga Keberlanjutan Pertanian RI Lewat MoU Duta Petani Milenial-PT Tsamarot
Senin, 09 November 2020 - 19:36 WIB
(Baca Juga: Mentan SYL: Jadi Kenyang Tidak Harus dari Nasi )
Tak dipungkiri, Dedi menyebut saat ini petani milenial yang mampu menggerakkan roda pembangunan pertanian Indonesia. Selain cerdas, Dedi menilai petani milenial juga inovatif. Mereka selalu menemukan cara bagaimana menjual produk pertanian yang bagus dengan produktivitas, kualitas dan kontinuitas yang terus meningkat.
"Mereka juga cukup adaptif dengan teknolog baru. Saat ini, pertnian kita sudah masuk dalam inovasi teknologi 4.0. Ada traktor yang dikemudikan dengan internet dan remote. Di hilirnya lahir berbagai startup yang mendekatkan produsen dan konsumen," jelasnya.
CEO PT Tsamarot Indonesia, Muhammad Ilham Syafaat dalam keterangan, berharap tak hanya perusahaannya yang akan mendapatkan benefit atas MoU yang ditandatangani ini, tetapi juga petani milenial dan terlebih petani serta pertanian Indonesia secara keseluruhan. Ia berharap kerja sama ini dapat meningkatkan keberlangsungan petani dan pertanian Indonesia.
"Kami menjalin kerja sama untuk jangka waktu satu tahun ke depan. Tentu tak hanya benefit yang kami pikirkan, tetapi bagaimana petani dan pertanian Indonesia bisa terserap pasar itu juga menjadi fokus kami. Kerja sama ini adalah salah satu upaya kami mewujudkan hal itu," kata Imam.
Imam mengaku perusahaannya selalu membuka diri kepada semua stakeholder, baik swasta maupun pemerintah. "Bagi kami, membangun pertanian Indonesia juga menjadi hal utama yang mesti dikedepankan. Tentu melalui kerja sama yang saling menguntungjan yang diinisiasi baik dengan pihak swasta maupun pemerintah," kata dia.
Sementara Ketua umum DPM/DPA, Sandy Okta Susila menerangkan, jika organisasinya memiliki 67 jaringan. "Kami diberikan tugas oleh Kementan untuk membuat role model menjembatani milenial untuk tertarik di bidang pertanian. Kami akan mempersiapkan semaksimal mungkin estafet selanjutnya," ucapnya.
Ada tiga hal yang ia harapkan dengan terciptanya kerja sama ini. Pertama, Sandy berharap seluruh kebutuhan PT Tsamarot Indonesia bisa di-support oleh pihaknya. "Kami milenial memiliki program PWMP yang menstimulan untuk berwisausaha. Ada juga program P4S yang memiliki ceruk pasar. Ada juga program pemberangkatan ke Jepang," papar Sandy.
Selain itu, ia memiliki gebrakan lima tahun ke depan agar generasi milenilai mau berkecimpung di dunia pertanian. "Kita akan membimbing dan memberikan pasar, salah satunya seperti pada kegiatan MoU ini," ulas dia.
Kedua, Sandy berharap PT Tsamarot Indonesia memfasilitasi pelatihan-pelatihan kepada petani milenial yang bergerak pada hilirisasi sektor pertanian. "Dalam kerja sama ini diharapkan ada pelatihan anak-anak muda dan bisa diserap di sini," harap dia. "Ketiga, tentu kami akan promosikan mitra strategis PT Tsamarot Indonesia. Kami hadir untuk men-support Anda," tambah Sandy.
Tak dipungkiri, Dedi menyebut saat ini petani milenial yang mampu menggerakkan roda pembangunan pertanian Indonesia. Selain cerdas, Dedi menilai petani milenial juga inovatif. Mereka selalu menemukan cara bagaimana menjual produk pertanian yang bagus dengan produktivitas, kualitas dan kontinuitas yang terus meningkat.
"Mereka juga cukup adaptif dengan teknolog baru. Saat ini, pertnian kita sudah masuk dalam inovasi teknologi 4.0. Ada traktor yang dikemudikan dengan internet dan remote. Di hilirnya lahir berbagai startup yang mendekatkan produsen dan konsumen," jelasnya.
CEO PT Tsamarot Indonesia, Muhammad Ilham Syafaat dalam keterangan, berharap tak hanya perusahaannya yang akan mendapatkan benefit atas MoU yang ditandatangani ini, tetapi juga petani milenial dan terlebih petani serta pertanian Indonesia secara keseluruhan. Ia berharap kerja sama ini dapat meningkatkan keberlangsungan petani dan pertanian Indonesia.
"Kami menjalin kerja sama untuk jangka waktu satu tahun ke depan. Tentu tak hanya benefit yang kami pikirkan, tetapi bagaimana petani dan pertanian Indonesia bisa terserap pasar itu juga menjadi fokus kami. Kerja sama ini adalah salah satu upaya kami mewujudkan hal itu," kata Imam.
Imam mengaku perusahaannya selalu membuka diri kepada semua stakeholder, baik swasta maupun pemerintah. "Bagi kami, membangun pertanian Indonesia juga menjadi hal utama yang mesti dikedepankan. Tentu melalui kerja sama yang saling menguntungjan yang diinisiasi baik dengan pihak swasta maupun pemerintah," kata dia.
Sementara Ketua umum DPM/DPA, Sandy Okta Susila menerangkan, jika organisasinya memiliki 67 jaringan. "Kami diberikan tugas oleh Kementan untuk membuat role model menjembatani milenial untuk tertarik di bidang pertanian. Kami akan mempersiapkan semaksimal mungkin estafet selanjutnya," ucapnya.
Ada tiga hal yang ia harapkan dengan terciptanya kerja sama ini. Pertama, Sandy berharap seluruh kebutuhan PT Tsamarot Indonesia bisa di-support oleh pihaknya. "Kami milenial memiliki program PWMP yang menstimulan untuk berwisausaha. Ada juga program P4S yang memiliki ceruk pasar. Ada juga program pemberangkatan ke Jepang," papar Sandy.
Selain itu, ia memiliki gebrakan lima tahun ke depan agar generasi milenilai mau berkecimpung di dunia pertanian. "Kita akan membimbing dan memberikan pasar, salah satunya seperti pada kegiatan MoU ini," ulas dia.
Kedua, Sandy berharap PT Tsamarot Indonesia memfasilitasi pelatihan-pelatihan kepada petani milenial yang bergerak pada hilirisasi sektor pertanian. "Dalam kerja sama ini diharapkan ada pelatihan anak-anak muda dan bisa diserap di sini," harap dia. "Ketiga, tentu kami akan promosikan mitra strategis PT Tsamarot Indonesia. Kami hadir untuk men-support Anda," tambah Sandy.
tulis komentar anda