Terungkap! Ini Alasan Australia Memberikan Utang Rp15 Triliun ke Indonesia
Kamis, 12 November 2020 - 15:03 WIB
JAKARTA - Pemerintah Australia memastikan telah memberikan pinjaman sebesar AUD 1,5 miliar atau sekitar Rp 15,37 triliun (kurs Rp 10.320) kepada Indonesia. Menteri Keuangan Australia Josh Frydenberg mengatakan pemulihan ekonomi Indonesia dari pandemi sangat penting bagi stabilitas dan keamanan kawasan.
"Karena krisis ini sebagai mitra dan berkomitmen untuk distribusi yang adil dari setiap vaksin yang berhasil," kata Josh dalam video virtual, Kamis (12/11/2020).
Menurutnya pinjaman mencerminkan waktu yang luar biasa dan sebagai pengakuan atas catatan pengelolaan fiskal yang baik di Indonesia. "Covid-19 merupakan tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi Indo-Pasifik dan dunia," bebernya.
Dia menambahkan pmberian pinjaman Pemerintah Australia kepada Indonesia mencerminkan kolaborasi bersama dan sebagai sebuah pengakuan atas catatan pengelolaan fiskal yang baik di Indonesia yang memungkinkan pemerintah menanggapi krisis kesehatan Covid-19. "Pemerintah kami akan terus terlibat dan berbagi pengalaman saat kami bergerak menuju pemulihan ekonomi," jelasnya.
Lihat Juga: Australia Nekad Larang Media Sosial untuk Anak di Bawah 16 Tahun, Langkah Positif atau Salah Arah?
"Karena krisis ini sebagai mitra dan berkomitmen untuk distribusi yang adil dari setiap vaksin yang berhasil," kata Josh dalam video virtual, Kamis (12/11/2020).
Menurutnya pinjaman mencerminkan waktu yang luar biasa dan sebagai pengakuan atas catatan pengelolaan fiskal yang baik di Indonesia. "Covid-19 merupakan tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi Indo-Pasifik dan dunia," bebernya.
Dia menambahkan pmberian pinjaman Pemerintah Australia kepada Indonesia mencerminkan kolaborasi bersama dan sebagai sebuah pengakuan atas catatan pengelolaan fiskal yang baik di Indonesia yang memungkinkan pemerintah menanggapi krisis kesehatan Covid-19. "Pemerintah kami akan terus terlibat dan berbagi pengalaman saat kami bergerak menuju pemulihan ekonomi," jelasnya.
Lihat Juga: Australia Nekad Larang Media Sosial untuk Anak di Bawah 16 Tahun, Langkah Positif atau Salah Arah?
(nng)
tulis komentar anda