Didukung 23 K/L, Pemerintah Gelar Simulasi Protokol 3K di Destinasi Pariwisata Prioritas

Kamis, 12 November 2020 - 21:13 WIB
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan (kanan) berbincang dengan Menparekraf Wishnutama saat menyaksikan simulasi 3K di Labuan Bajo, Kamis (12/11/2020). Foto/Dok Kemenparekraf
JAKARTA - Sebanyak 23 Kementerian/Lembaga (K/L) mendukung kegiatan simulasi penerapan protokol kesehatan, keselamatan, dan keamanan (3K) yang digelar di destinasi pariwisata super prioritas, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan, simulasi ini merupakan suatu uji coba yang akan menjadi cikal bakal SOP bidang kesehatan, keselamatan, dan keamanan Indonesia.

"Saya pikir Presiden (Jokowi), sudah memberikan arahan kepada kita agar bekerja secara terintegrasi dan memperbaikinya secara terintegrasi," ujar dia dalam webinar secara virtual, Kamis (12/11/2020).

( )



Dia pun mengapresiasi keberhasilan setiap pihak, yaitu 23 K/L yang telah berkolaborasi dengan baik. "Kolaborasi inilah salah satu langkah yang sangat sulit dalam satu organisasi. Tapi saya percaya, melihat sekarang kita sudah sejalan," ungkap dia.

Melalui gambar rekam, presiden Joko Widodo (Jokowi) juga menyampaikan arahannya. "Pemerintah perlu melakukan integrasi terkait dengan pariwisata, terutama yang berkaitan dengan keselamatan dan kenyamanan wisatawan. Simulasi ini sudah dipersiapkan untuk bisa menjamin kesehatan, keselamatan, dan keamanan wisatawan untuk hadir kembali di Labuan Bajo dan destinasi pariwisata lainnya," jelasnya.

(Baca juga: Di KTT ASEAN-China, Jokowi Singgung Ekonomi Digital, Vaksin, hingga Laut China Selatan )

Jokowi juga menjelaskan bahwa ini adalah kali pertama Indonesia memiliki sistem 3K yang terintegrasi. Simulasi serupa akan diterapkan pula pada destinasi super prioritas lainnya.

Terkait dengan kesiapan pariwisata Indonesia, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusubandio, menjelaskan, untuk membuat pariwisata itu maju, bukan hanya infrastruktur, bukan hanya keindahan alam, bukan hanya budaya, bukan hanya masalah pemasaran. "Tapi kita juga bisa menciptakan rasa aman dan rasa nyaman bagi wisatawan," tambahnya.

( )

Pihaknya juga menekankan bahwa rasa aman dalam berwisata merupakan hal yang penting, terlebih rasa aman dari Covid-19. “Pandemi covid-19 ini mengarahkan kita agar pariwisata kita lebih berkualitas. Tentunya tidak akan terwujud pariwisata yang berkualitas kalau tidak bisa mewujudkan rasa aman," tutur dia.
(ind)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More