ASEAN, China, Jepang Bersatu Siap Kuasai Ekonomi

Senin, 16 November 2020 - 06:05 WIB
“Kalau kita tidak hati-hati, bisa dijadikan pasar oleh mereka. Karena itu, regulasinya harus dibuat secara ketat. Misalnya pengurangan impor itu item-nya apa saja. Itu harus diatur dan lebih detail. Kedua, tingkat kompetisi bisa bersaing dalam pasar tadi. Kalau produk kita tidak punya keunggulan kompetitif sekali, kita akan menjadi pasar karena produk kita tidak laku,” ujarnya saat dihubungi SINDO Media kemarin.

Marwan menambahkan, pemerintah harus segera memikirkan strategi dan langkah konkret dalam menghadapi RCEP . Indonesia memiliki kelemahan dalam menciptakan suatu produk. Selama ini Indonesia lebih banyak mengekspor barang mentah. Seharusnya industri dalam negeri didorong untuk mengolah bahan-bahan mentah itu. Minimal yang diekspor itu sudah barang setengah jadi atau jadi. (Baca juga: Srekap Pilkada 2020, Mantan Anggota KPU Ingatkan potensi Chaos)

Peneliti bidang ekonomi dari The Indonesian Institute (TII) M Rifki Fadilah menunjukkan, ada tiga hal positif dari kemitraan RCEP bagi Indonesia. Pertama, tiap ada kerja sama perdagangan berarti langkah awal untuk membuka pasar di negara lain. “Implikasinya, Indonesia sekarang punya pasar untuk mengekspor produk-produknya ke pasar negara lain. Itu konsep free flows of goods,” kata Rifki kepada SINDO, Minggu (15/11/2020).

Kedua, jika Indonesia berhasil mengekspor berarti akan mendapatkan pendapatan atau devisa hasil ekspor. Menurut Rifki, devisa tersebut sangat bermanfaat, terutama untuk menstabilkan nilai mata uang. “Jadi, kalau terkoreksi tidak terlalu dalam dan menguat juga tidak terlalu besar sehingga melemahkan ekspor. Intinya lebih stabil,” ucapnya. (LIhat videonya: Dana Nasabah Raib, Keamanan Perbankan Dipertanyakan)

Ketiga, lanjut Rifki, setelah free flows of goods maka berikutnya akan ada free flows of investment. Artinya, investasi akan masuk, khususnya dari negara anggota RCEP. (Andika H Mustaqim/Dita Angga/F.W.Bahtiar/Faorick Pakpahan)
(ysw)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More