Resto Pasca-Pandemi
Sabtu, 21 November 2020 - 08:12 WIB
III. Competive Move
Di samping perubahan di tingkat makro, bisnis resto juga akan menghadapi tekanan kompetisi yang digerakkan oleh adanya industry rules of the game yang baru.
#1. Online Delivery Platform
Layanan online delivery dari platform daring meningkat pesat selama masa pandemi. Karena orang membatasi aktivitas di luar rumah, praktis urusan memesan makanan beralih ke channel online. Pergeseran ini tidak hanya dari sisi channel, tetapi juga preferensi makanan. Jika sebelum pandemi konsumen memesan makanan via online delivery platform hanya untuk makanan yang bersifat indulgence, kini beralih ke utility. Artinya aktivitas memesan makanan untuk memenuhi kebutuhan rutin.
#2. Ghost Kitchen Model
Layanan online delivery di masa Covid-19 kian meningkat jumlahnya dan menjadi penopang bisnis kuliner saat ini. Namun permasalahannya tidak semua pengusaha kuliner memiliki fasilitas proper kitchen untuk memenuhi layanan delivery mereka. Karena itu pemain resto mulai memperkenalkan konsep “dapur bersama” dengan model bisnis sharing. Hal ini membuat proses produksi para pengusaha kuliner menjadi lebih efisien dan terjangkau. (Lihat videonya: Siswi SD di Gowa Buta Usai Belajar Daring 4 Jam)
#3. Digitized Customer Experience
Di era next normal, industri resto perlu melakukan desain ulang terhadap consumer journey. Seperti kita ketahui, pandemi menghadirkan pola ekonomi baru, yaitu contactless economy. Konsumen menuntut experience yang minim sentuhan saat dine-in di restoran dengan memaksimal fitur digital seperti booking online, scan menu barcode, dan digital payment.
Di samping perubahan di tingkat makro, bisnis resto juga akan menghadapi tekanan kompetisi yang digerakkan oleh adanya industry rules of the game yang baru.
#1. Online Delivery Platform
Layanan online delivery dari platform daring meningkat pesat selama masa pandemi. Karena orang membatasi aktivitas di luar rumah, praktis urusan memesan makanan beralih ke channel online. Pergeseran ini tidak hanya dari sisi channel, tetapi juga preferensi makanan. Jika sebelum pandemi konsumen memesan makanan via online delivery platform hanya untuk makanan yang bersifat indulgence, kini beralih ke utility. Artinya aktivitas memesan makanan untuk memenuhi kebutuhan rutin.
#2. Ghost Kitchen Model
Layanan online delivery di masa Covid-19 kian meningkat jumlahnya dan menjadi penopang bisnis kuliner saat ini. Namun permasalahannya tidak semua pengusaha kuliner memiliki fasilitas proper kitchen untuk memenuhi layanan delivery mereka. Karena itu pemain resto mulai memperkenalkan konsep “dapur bersama” dengan model bisnis sharing. Hal ini membuat proses produksi para pengusaha kuliner menjadi lebih efisien dan terjangkau. (Lihat videonya: Siswi SD di Gowa Buta Usai Belajar Daring 4 Jam)
#3. Digitized Customer Experience
Di era next normal, industri resto perlu melakukan desain ulang terhadap consumer journey. Seperti kita ketahui, pandemi menghadirkan pola ekonomi baru, yaitu contactless economy. Konsumen menuntut experience yang minim sentuhan saat dine-in di restoran dengan memaksimal fitur digital seperti booking online, scan menu barcode, dan digital payment.
(ysw)
Lihat Juga :
tulis komentar anda