Dipicu Kenaikan Harga Makanan-Minuman, November Inflasi 0,28%
Selasa, 01 Desember 2020 - 11:31 WIB
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada bulan November 2020 terjadi inflasi sebesar 0,28 %. Dari 90 kota yang di survei Indeks harga Konsumen (IHK), sebanyak 7 kota mengalami deflasi dan 83 kota mengalami inflasi.
(Baca Juga: Inflasi November Diprediksi 0,18%, Ini Pemicunya)
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto mengatakan, adapun inflasi secara tahunan (year-on-year/yoy) mencapai 1,59%.
"Perkembangan inflasi ini berlanjut setelah Oktober mengalami deflasi. Kenaikan inflasi karena harga makanan dan minuman naik," kata Setianto, di Jakarta, Selasa (1/12/2020).
(Baca Juga: Daging Ayam Mahal, Dorong Inflasi November)
Dari 90 kota IHK, inflasi tertinggi terjadi di Tual sebesar 1,15% dan terendah terjadi di Bima sebesar 0,01%. Sementara deflasi tertinggi terjadi di Kendari minus 0,22% dan terendah terjadi di Meulaboh , Palopo minus 0,01%. "Inflasi di kota Tual ini andil kenaikan harga komoditas perikanan ikan ayam dan tongkol harganya naik," katanya.
(Baca Juga: Inflasi November Diprediksi 0,18%, Ini Pemicunya)
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto mengatakan, adapun inflasi secara tahunan (year-on-year/yoy) mencapai 1,59%.
"Perkembangan inflasi ini berlanjut setelah Oktober mengalami deflasi. Kenaikan inflasi karena harga makanan dan minuman naik," kata Setianto, di Jakarta, Selasa (1/12/2020).
(Baca Juga: Daging Ayam Mahal, Dorong Inflasi November)
Dari 90 kota IHK, inflasi tertinggi terjadi di Tual sebesar 1,15% dan terendah terjadi di Bima sebesar 0,01%. Sementara deflasi tertinggi terjadi di Kendari minus 0,22% dan terendah terjadi di Meulaboh , Palopo minus 0,01%. "Inflasi di kota Tual ini andil kenaikan harga komoditas perikanan ikan ayam dan tongkol harganya naik," katanya.
(fai)
tulis komentar anda