Skema Vaksin Covid-19 Gratis, Menteri Erick Thohir: Barcode Jadi Bukti
Selasa, 01 Desember 2020 - 17:29 WIB
JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan menerapkan skema vaksinasi gratis ibaratkan seperti pemilu dengan menggunakan sistem satu data. Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, bagi masyarakat yang telah menerima suntikan vaksin akan ada barcodenya.
Adapun, barcode itu sebagai bukti masyarakat sudah mendapatkan vaksin dan tidak mengalami data yang double. "Sama juga dalam memproduksi dari awal dan akhir, kita ada barcodenya siapa yang bakal disuntik," kata Menteri Erick dalam video virtual, Selasa (1/12/2020).
(Baca Juga: Erick Ketuk Pintu Hati Orang Tajir Bayar Sendiri Vaksin Covid-19 )
Kata dia, nantinya pendataan dan cara vaksin Covid-19 ini akan seperti sistem pemilu. Dimana semua data yang masuk dan mendapatkan vaksin akan ditempatkan dalam satu kotak. Lalu akan dipanggil nama satu persatu, untuk bisa di vaksin gratis.
"Ini seperti pemilu dari satu kotak itu sudah ada nama dan alamatnya. Nanti dapat suntikannya dua kali," katanya.
Untuk itu, dia meminta seluruh komponen baik pemerintah dan swasta saling bekerjasama agar target 75 juta vaksin bisa didapatkan masyarakat Indonesia.
"Semua peranan harus terlibat seperti swasta bahu membahu bagaimana tadi kita berharap tugas 75 juta ini vaksinasi berjalan dengan cepat," harap Menteri Erick.
(Baca Juga: Persiapan Vaksin Covid-19 Datang, Ini Hal Pertama yang Harus Diketahui Masyarakat )
Sebelumnya Direktur Digital Healthcare PT Bio Farma Soleh Udin Al Ayubi mengatakan, proses vaksinasi akan dilakukan secara ketat dengan memanfaatkan teknologi digital. Holding BUMN farmasi, kata Soleh, akan mencantumkan barcode pada setiap jenis vaksin, kemasan vaksin dalam bentuk boks kecil maupun besar, hingga armada yang digunakan untuk mendistribusikan vaksin.
Soleh mengatakan, barcode setiap produk hingga kemasan vaksin akan terintegrasi dengan barcode masing-masing masyarakat penerima vaksin. Holding farmasi juga menyiapkan ruangan pendingin, 218 unit chiller, serta 83 truk dan 67 motor yang dilengkapi alat pendingin dengan suhu dua derajat celsius hingga delapan derajat celsius.
Menurutnya penggunaan teknologi mutlak diperlukan mengingat kompleksitas proses vaksinasi melibatkan ratusan juta masyarakat. Soleh memaparkan, proses pengadaan vaksin, baik kolaborasi dengan perusahaan luar negeri maupun produksi dalam negeri, terus berjalan.
Selain pengadaan, tantangan muncul dalam sisi alokasi vaksin bantuan pemerintah dan vaksin mandiri hingga distribusi yang menjadi prioritas. “Harapannya bisa menghindari banyak kesalahan dan juga mempercepat proses pendaftaran, verifikasi, serta menjamin kualitas vaksin ataupun layanan vaksinasi," ujarnya.
Adapun, barcode itu sebagai bukti masyarakat sudah mendapatkan vaksin dan tidak mengalami data yang double. "Sama juga dalam memproduksi dari awal dan akhir, kita ada barcodenya siapa yang bakal disuntik," kata Menteri Erick dalam video virtual, Selasa (1/12/2020).
(Baca Juga: Erick Ketuk Pintu Hati Orang Tajir Bayar Sendiri Vaksin Covid-19 )
Kata dia, nantinya pendataan dan cara vaksin Covid-19 ini akan seperti sistem pemilu. Dimana semua data yang masuk dan mendapatkan vaksin akan ditempatkan dalam satu kotak. Lalu akan dipanggil nama satu persatu, untuk bisa di vaksin gratis.
"Ini seperti pemilu dari satu kotak itu sudah ada nama dan alamatnya. Nanti dapat suntikannya dua kali," katanya.
Untuk itu, dia meminta seluruh komponen baik pemerintah dan swasta saling bekerjasama agar target 75 juta vaksin bisa didapatkan masyarakat Indonesia.
"Semua peranan harus terlibat seperti swasta bahu membahu bagaimana tadi kita berharap tugas 75 juta ini vaksinasi berjalan dengan cepat," harap Menteri Erick.
(Baca Juga: Persiapan Vaksin Covid-19 Datang, Ini Hal Pertama yang Harus Diketahui Masyarakat )
Sebelumnya Direktur Digital Healthcare PT Bio Farma Soleh Udin Al Ayubi mengatakan, proses vaksinasi akan dilakukan secara ketat dengan memanfaatkan teknologi digital. Holding BUMN farmasi, kata Soleh, akan mencantumkan barcode pada setiap jenis vaksin, kemasan vaksin dalam bentuk boks kecil maupun besar, hingga armada yang digunakan untuk mendistribusikan vaksin.
Soleh mengatakan, barcode setiap produk hingga kemasan vaksin akan terintegrasi dengan barcode masing-masing masyarakat penerima vaksin. Holding farmasi juga menyiapkan ruangan pendingin, 218 unit chiller, serta 83 truk dan 67 motor yang dilengkapi alat pendingin dengan suhu dua derajat celsius hingga delapan derajat celsius.
Menurutnya penggunaan teknologi mutlak diperlukan mengingat kompleksitas proses vaksinasi melibatkan ratusan juta masyarakat. Soleh memaparkan, proses pengadaan vaksin, baik kolaborasi dengan perusahaan luar negeri maupun produksi dalam negeri, terus berjalan.
Selain pengadaan, tantangan muncul dalam sisi alokasi vaksin bantuan pemerintah dan vaksin mandiri hingga distribusi yang menjadi prioritas. “Harapannya bisa menghindari banyak kesalahan dan juga mempercepat proses pendaftaran, verifikasi, serta menjamin kualitas vaksin ataupun layanan vaksinasi," ujarnya.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda