RI harus Jeli Melihat Peluang Ekspor
Senin, 07 Desember 2020 - 09:16 WIB
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara resmi melepas produk ekspor Indonesia yang bernilai tambah dan berkelanjutan ke pasar global, Jumat (4/12). Dalam kegiatan pelepasan ekspor ini, total nilai produknya mencapai Rp23,75 triliun.
“Salah satu kunci untuk memperbaiki ekonomi nasional adalah peningkatan ekspor. Bukan hanya membantu para pelaku usaha untuk tumbuh dan membuka lapangan kerja, tetapi juga untuk menghasilkan devisa agar memperbaiki neraca perdagangan,” kata Presiden. (Baca: Amalkan Lima Doa ini, Rezeki Datang Bertubi-tubi)
Pada kesempatan tersebut mantan Gubernur DKI Jakarta itu meminta kementerian/lembaga terkait serta seluruh stakeholders untuk bisa jeli melihat peluang ekspor meskipun di tengah pandemi. Dengan demikian perdagangan dalam negeri bisa ditingkatkan.
“Memang saat ini situasi pandemi dan ekonomi global sedang lesu. Namun kita tidak boleh menyerah. Kita harus melihat lebih jeli, melihat peluang pasar ekspor yang terbuka lebar di tengah pandemi,” tegasnya.
Pada pelepasan ekspor tahun ini ada 133 perusahaan yang terlibat. Jumlah tersebut terdiri atas 79 perusahaan non- usaha kecil menengah (UKM) dan 54 perusahaan dalam kategori UKM. Produk-produk yang diekspor beragam, mulai dari furnitur, automotif, makanan dan minuman (mamin) hingga lainnya.
“Terakhir saya ingatkan, kegiatan pelepasan ekspor seperti ini jangan hanya seremonial semata, tetapi menjadi momentum yang berkelanjutan menghasilkan nilai ekspor,” katanya. (Baca juga: Kemenag Harap Madrasah Jadi Ruang Pembudayaan Pembelajaran)
Pada kesempatan tersebut Presiden mengaku senang melihat laporan ekspor Indonesia periode Januari–Oktober. Pasalnya neraca perdagangan Indonesia masih mengalami surplus sebesar USD17,07 miliar.
“Saya senang membaca laporan bahwa ekspor Indonesia periode Januari sampai Oktober 2020 surplus USD 17,07 miliar. Dari kopi, garmen, home decor furniture, perikanan hingga makanan-minuman,” katanya.
Namun Presiden menekankan, Indonesia tidak boleh berpuas diri karena potensi pasar ekspor masih banyak yang belum tergarap. Apalagi, menurutnya, Indonesia masih tertinggal dalam menangkap peluang ekspor. “Kita juga masih tertinggal bila dibandingkan dengan negara-negara lain dalam menangkap peluang ekspor,” ungkapnya.
“Salah satu kunci untuk memperbaiki ekonomi nasional adalah peningkatan ekspor. Bukan hanya membantu para pelaku usaha untuk tumbuh dan membuka lapangan kerja, tetapi juga untuk menghasilkan devisa agar memperbaiki neraca perdagangan,” kata Presiden. (Baca: Amalkan Lima Doa ini, Rezeki Datang Bertubi-tubi)
Pada kesempatan tersebut mantan Gubernur DKI Jakarta itu meminta kementerian/lembaga terkait serta seluruh stakeholders untuk bisa jeli melihat peluang ekspor meskipun di tengah pandemi. Dengan demikian perdagangan dalam negeri bisa ditingkatkan.
“Memang saat ini situasi pandemi dan ekonomi global sedang lesu. Namun kita tidak boleh menyerah. Kita harus melihat lebih jeli, melihat peluang pasar ekspor yang terbuka lebar di tengah pandemi,” tegasnya.
Pada pelepasan ekspor tahun ini ada 133 perusahaan yang terlibat. Jumlah tersebut terdiri atas 79 perusahaan non- usaha kecil menengah (UKM) dan 54 perusahaan dalam kategori UKM. Produk-produk yang diekspor beragam, mulai dari furnitur, automotif, makanan dan minuman (mamin) hingga lainnya.
“Terakhir saya ingatkan, kegiatan pelepasan ekspor seperti ini jangan hanya seremonial semata, tetapi menjadi momentum yang berkelanjutan menghasilkan nilai ekspor,” katanya. (Baca juga: Kemenag Harap Madrasah Jadi Ruang Pembudayaan Pembelajaran)
Pada kesempatan tersebut Presiden mengaku senang melihat laporan ekspor Indonesia periode Januari–Oktober. Pasalnya neraca perdagangan Indonesia masih mengalami surplus sebesar USD17,07 miliar.
“Saya senang membaca laporan bahwa ekspor Indonesia periode Januari sampai Oktober 2020 surplus USD 17,07 miliar. Dari kopi, garmen, home decor furniture, perikanan hingga makanan-minuman,” katanya.
Namun Presiden menekankan, Indonesia tidak boleh berpuas diri karena potensi pasar ekspor masih banyak yang belum tergarap. Apalagi, menurutnya, Indonesia masih tertinggal dalam menangkap peluang ekspor. “Kita juga masih tertinggal bila dibandingkan dengan negara-negara lain dalam menangkap peluang ekspor,” ungkapnya.
tulis komentar anda