Pelatihan Budidaya Jamur, Polbangtan YoMa Perkuat Fungsi BPP KostraTani
Senin, 07 Desember 2020 - 02:50 WIB
“Fungsi KostraTani harus maksimal, berarti penguatan pun harus dilakukan bersamaan. Jadi BPP sudah benar-benar siap saat ditransformasi menjadi KostraTani,” kata Mentan Syahrul seperti dilansir Polbangtan YoMa.
(Baca juga:Mentan Ajak Penyuluh Pertanian Paham Agroklimat Antisipasi La Nina)
Rajiman menambahkan kegiatan pendampingan Polbangtan YoMa bekerja sama dengan pemerintah daerah, khususnya dinas pertanian dan pertanian di tingkat Kabupaten/ Kota Magelang sebagai penanggung jawab Kostrada. “Diawali identifikasi potensi wilayah, kemudian identifikasi kebutuhan latihan masing-masing kelompok tani di setiap BPP. Ditindaklanjuti pelatihan teknis sesuai kebutuhan materi dari kelompok tani di wilayah BPP,” katanya.
Pelaksanaan pelatihan teknis di masing-masing kelompok tani (Poktan) wilayah BPP didukung oleh Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten/Kota Magelang. Sementara peserta pelatihan dari perwakilan beberapa Poktan dan KWT dari setiap BPP kecamatan se-Magelang.
Peserta pelatihan 20 orang dari setiap BPP, pelatih/fasilitator dari dinas pertanian dan pangan, BPP, dosen dan praktisi. Kegiatan pelatihan teknis bagi petani diawali 19 November 2020 untuk BPP Kota Magelang, sementara pada BPP lainnya berlangsung 26 dan 30 November 2020.
Fasilitator pelatihan Eri Widyo Saptoko mengatakan pilihan pada budidaya jamur lantaran bahan baku melimpah terutama untuk memanfaatkan limbah industri dan iklim/cuaca Indonesia mendukung sepanjang tahun. “Budidaya pun tergolong ramah lingkungan dan pangsa pasarnya luas untuk menambah pendapatan petani,” kata Eri.
Syarat bibit jamur berkualitas, katanya, tidak boleh ada jamu liar (kontaminasi) kalaupun ada maksimal 3%, pertumbuhan miselium jamur dalam keadaan baik merata dan padat. Sementara nilai biological efficiency ratio (BER) kisaran 50% hingga 80%, lama penyimpanan bibit setelah diproduksi maksimal tiga bulan pada suhu ruangan 6 derajat Celcius.
“Teknologi produksi jamur edibel dengan media baglog, sementara teknologi inkubasi atau penumbuhan miselium jamur,” kata Eri. Pelatihan pun mengurai tentang persiapan pembuatan rumah jamur, mempertimbangkan kebutuhan biologi jamur meliputi kelembaban, suhu, oksigen, dan cahaya.
Diingatkan pula tentang vitalnya peran rumah jamur, maka harus membujur arah barat dan timur, pintu dibuat di posisi tengah, dan bagian samping bawah dibuat plastik transparan; rancang kebutuhan cahaya cukup dan tersedia ventilasi udara memadai.
(Baca juga:Mentan Ajak Penyuluh Pertanian Paham Agroklimat Antisipasi La Nina)
Rajiman menambahkan kegiatan pendampingan Polbangtan YoMa bekerja sama dengan pemerintah daerah, khususnya dinas pertanian dan pertanian di tingkat Kabupaten/ Kota Magelang sebagai penanggung jawab Kostrada. “Diawali identifikasi potensi wilayah, kemudian identifikasi kebutuhan latihan masing-masing kelompok tani di setiap BPP. Ditindaklanjuti pelatihan teknis sesuai kebutuhan materi dari kelompok tani di wilayah BPP,” katanya.
Pelaksanaan pelatihan teknis di masing-masing kelompok tani (Poktan) wilayah BPP didukung oleh Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten/Kota Magelang. Sementara peserta pelatihan dari perwakilan beberapa Poktan dan KWT dari setiap BPP kecamatan se-Magelang.
Peserta pelatihan 20 orang dari setiap BPP, pelatih/fasilitator dari dinas pertanian dan pangan, BPP, dosen dan praktisi. Kegiatan pelatihan teknis bagi petani diawali 19 November 2020 untuk BPP Kota Magelang, sementara pada BPP lainnya berlangsung 26 dan 30 November 2020.
Fasilitator pelatihan Eri Widyo Saptoko mengatakan pilihan pada budidaya jamur lantaran bahan baku melimpah terutama untuk memanfaatkan limbah industri dan iklim/cuaca Indonesia mendukung sepanjang tahun. “Budidaya pun tergolong ramah lingkungan dan pangsa pasarnya luas untuk menambah pendapatan petani,” kata Eri.
Syarat bibit jamur berkualitas, katanya, tidak boleh ada jamu liar (kontaminasi) kalaupun ada maksimal 3%, pertumbuhan miselium jamur dalam keadaan baik merata dan padat. Sementara nilai biological efficiency ratio (BER) kisaran 50% hingga 80%, lama penyimpanan bibit setelah diproduksi maksimal tiga bulan pada suhu ruangan 6 derajat Celcius.
“Teknologi produksi jamur edibel dengan media baglog, sementara teknologi inkubasi atau penumbuhan miselium jamur,” kata Eri. Pelatihan pun mengurai tentang persiapan pembuatan rumah jamur, mempertimbangkan kebutuhan biologi jamur meliputi kelembaban, suhu, oksigen, dan cahaya.
Diingatkan pula tentang vitalnya peran rumah jamur, maka harus membujur arah barat dan timur, pintu dibuat di posisi tengah, dan bagian samping bawah dibuat plastik transparan; rancang kebutuhan cahaya cukup dan tersedia ventilasi udara memadai.
(dar)
tulis komentar anda