Biden Effect Beri Angin Segar ke Mata Uang Rupiah
Senin, 14 Desember 2020 - 15:37 WIB
JAKARTA - Rupiah saat ini sedang menunjukkan performa terbaiknya di tahun 2020. Rupiah menguat 1,4% terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada bulan Oktober, menutup bulan di level Rp14.600 per USD, dan saat ini diperdagangkan pada Rp14.000 per USD per 11 November 2020.
Menurut Wealth Management Head, Bank OCBC NISP Juky Mariska pendorong utama untuk rupiah beberapa minggu terakhir ini adalah Biden effect.
“Dengan Joe Biden terpilih sebagai presiden baru, probabilitas paket stimulus baru menjadi lebih tinggi dan telah mendorong investor untuk meninggalkan aset mata uang safe haven,” kata Juky di Jakarta, Senin (14/12/2020).
Potensi peningkatan uang beredar di AS juga akan memberikan tekanan pada the greenback. Selain itu, peningkatan arus masuk ke pasar emerging market seperti Indonesia telah menciptakan permintaan ekstra untuk mata uang domestik dengan semakin banyak investor asing yang membutuhkan mata uang lokal untuk melakukan investasi.
“Namun, dari saat ini dan seterusnya kami melihat upside yang terbatas untuk rupiah karena bank sentral sendiri tidak menginginkan jika mata uang terlalu kuat yang dapat membebani ekspor,” ucap Juky.
Oleh karena itu, dirinya memprediksi mata uang garuda tersebut akan diperdagangkan di kisaran Rp13.950-14.200 pada akhir tahun 2020.
Menurut Wealth Management Head, Bank OCBC NISP Juky Mariska pendorong utama untuk rupiah beberapa minggu terakhir ini adalah Biden effect.
“Dengan Joe Biden terpilih sebagai presiden baru, probabilitas paket stimulus baru menjadi lebih tinggi dan telah mendorong investor untuk meninggalkan aset mata uang safe haven,” kata Juky di Jakarta, Senin (14/12/2020).
Potensi peningkatan uang beredar di AS juga akan memberikan tekanan pada the greenback. Selain itu, peningkatan arus masuk ke pasar emerging market seperti Indonesia telah menciptakan permintaan ekstra untuk mata uang domestik dengan semakin banyak investor asing yang membutuhkan mata uang lokal untuk melakukan investasi.
“Namun, dari saat ini dan seterusnya kami melihat upside yang terbatas untuk rupiah karena bank sentral sendiri tidak menginginkan jika mata uang terlalu kuat yang dapat membebani ekspor,” ucap Juky.
Oleh karena itu, dirinya memprediksi mata uang garuda tersebut akan diperdagangkan di kisaran Rp13.950-14.200 pada akhir tahun 2020.
(her)
tulis komentar anda