Makin Panas, Media China Beri Sinyal Beijing Stop Impor Batu Bara Australia
Selasa, 15 Desember 2020 - 07:00 WIB
CANBERRA - Media pemerintah China tampaknya telah mengkonfirmasi bahwa Beijing telah memblokir impor batu bara Australia , dalam sebuah langkah yang kemungkinan akan merugikan ekonomi Negeri Kanguru hingga miliaran dolar. Ekspor batu bara Australia ke China tercatat bernilai USD13,9 miliar pada tahun lalu.
Langkah itu juga dipastikan semakin mengobarkan ketegangan antara kedua negara. Tabloid nasionalistik milik negara, The Global Times, melaporkan bahwa perencana ekonomi China telah menyetujui pembangkit listrik untuk mengimpor batu bara tanpa pembatasan izin dari beberapa negara, kecuali Australia.
(Baca Juga: Kesepakatan dengan China Dongkrak Harga Batu Bara RI ke USD59,65 per Ton)
Sumber-sumber pemerintah Australia mengatakan laporan media semacam itu harus diperlakukan dengan serius karena umumnya secara langsung disetujui oleh Pemerintah China.
China sendiri secara tidak resmi telah melarang impor batu bara Australia sejak Oktober, menyebabkan puluhan kapal curah terdampar di lepas pantai. Pembekuan tersebut telah memicu kecemasan yang mendalam di industri pertambangan.
Bulan lalu, otoritas China menyebut isu lingkungan sebagai alasan atas penundaan tersebut. Pejabat Pemerintah Australia menolak penjelasan ini secara pribadi.
Laporan Global Times tampaknya mengkonfirmasi bahwa para pemimpin China sekarang bersedia untuk secara terbuka - setidaknya secara tidak langsung - menegaskan bahwa larangan tersebut adalah tindakan hukuman ekonomi, dan kemungkinan akan terus berlanjut.
Surat kabar tersebut mengutip Wang Yongzhong, Direktur Institut Energi dan Ekonomi di Akademi Ilmu Sosial China, yang memperingatkan bahwa "Australia secara bertahap kehilangan pasar China".
Dia mengatakan China mengambil batu bara dari Indonesia, Rusia dan dari Mongolia, yang mengambil jatah sebagian besar dari batu bara Australia, karena hubungan antara China dan Australia telah memburuk.
Langkah itu juga dipastikan semakin mengobarkan ketegangan antara kedua negara. Tabloid nasionalistik milik negara, The Global Times, melaporkan bahwa perencana ekonomi China telah menyetujui pembangkit listrik untuk mengimpor batu bara tanpa pembatasan izin dari beberapa negara, kecuali Australia.
(Baca Juga: Kesepakatan dengan China Dongkrak Harga Batu Bara RI ke USD59,65 per Ton)
Sumber-sumber pemerintah Australia mengatakan laporan media semacam itu harus diperlakukan dengan serius karena umumnya secara langsung disetujui oleh Pemerintah China.
China sendiri secara tidak resmi telah melarang impor batu bara Australia sejak Oktober, menyebabkan puluhan kapal curah terdampar di lepas pantai. Pembekuan tersebut telah memicu kecemasan yang mendalam di industri pertambangan.
Bulan lalu, otoritas China menyebut isu lingkungan sebagai alasan atas penundaan tersebut. Pejabat Pemerintah Australia menolak penjelasan ini secara pribadi.
Laporan Global Times tampaknya mengkonfirmasi bahwa para pemimpin China sekarang bersedia untuk secara terbuka - setidaknya secara tidak langsung - menegaskan bahwa larangan tersebut adalah tindakan hukuman ekonomi, dan kemungkinan akan terus berlanjut.
Surat kabar tersebut mengutip Wang Yongzhong, Direktur Institut Energi dan Ekonomi di Akademi Ilmu Sosial China, yang memperingatkan bahwa "Australia secara bertahap kehilangan pasar China".
Dia mengatakan China mengambil batu bara dari Indonesia, Rusia dan dari Mongolia, yang mengambil jatah sebagian besar dari batu bara Australia, karena hubungan antara China dan Australia telah memburuk.
Lihat Juga :
tulis komentar anda