Suku Bunga Acuan BI Terendah Sepanjang Sejarah di Angka 3,75%
Kamis, 17 Desember 2020 - 16:10 WIB
JAKARTA - Pengamat ekonomi dan perbankan Ryan Kiryanto mengatakan, keputusan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang menahan suku bunga acuan atau BI7DRR adalah hal yang tepat sejalan dengan arah pergerakan ekonomi domestik. Menurutnya perekonomian domestik juga sudah ada indikasi membaik dibandingkan kuartal II dan kuartal III yang lalu.
"Keputusan RDG BI itu pun tentu sudah mempertimbangkan faktor eksternal seperti perekonomian AS, China, Jepang, Uni Eropa dengan policy moneternya yang longgar atau dovish dan faktor domestik inflasi berjalan dan ekspektasi, cadangan devisa, neraca perdagangan, dan indeks PMI, yang semuanya bergerak ke arah perbaikan," ujar Ryan saat dihubungi di Jakarta, Kamis (17/12/2020).
(Baca Juga: BI Tahan Suku Bunga Acuan 3,75% di Akhir Tahun 2020 )
Dengan demikian level BI rate 3,75% ini adalah level terendah sepanjang sejarah dan mengakhiri tahun 2020 ini. "Level 3,75% pun sudah price-in dengan ekspektasi pelaku pasar keuangan, perbankan dan sektor riil," sebut Ryan.
(Baca Juga: Bank Indonesia: Suku Bunga Acuan Tetap Rendah di 2021 )
Efek ke pasar keuangan pun tetap akan positif bagi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan juga terhadap IHSG di BEI. Efek BI rate yang 3,75% sejak keputusan RDG BI bulan November lalu itu pun sedang berlangsung dan akan terlihat di kuartal-2021 dan seterusnya, dengan indikator turunnya bunga perbankan dan pembiayaan, kenaikan kredit dan pembiayaan, kenaikan IHSG dan PDB Indonesia.
"Keputusan RDG BI itu pun tentu sudah mempertimbangkan faktor eksternal seperti perekonomian AS, China, Jepang, Uni Eropa dengan policy moneternya yang longgar atau dovish dan faktor domestik inflasi berjalan dan ekspektasi, cadangan devisa, neraca perdagangan, dan indeks PMI, yang semuanya bergerak ke arah perbaikan," ujar Ryan saat dihubungi di Jakarta, Kamis (17/12/2020).
(Baca Juga: BI Tahan Suku Bunga Acuan 3,75% di Akhir Tahun 2020 )
Dengan demikian level BI rate 3,75% ini adalah level terendah sepanjang sejarah dan mengakhiri tahun 2020 ini. "Level 3,75% pun sudah price-in dengan ekspektasi pelaku pasar keuangan, perbankan dan sektor riil," sebut Ryan.
(Baca Juga: Bank Indonesia: Suku Bunga Acuan Tetap Rendah di 2021 )
Efek ke pasar keuangan pun tetap akan positif bagi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan juga terhadap IHSG di BEI. Efek BI rate yang 3,75% sejak keputusan RDG BI bulan November lalu itu pun sedang berlangsung dan akan terlihat di kuartal-2021 dan seterusnya, dengan indikator turunnya bunga perbankan dan pembiayaan, kenaikan kredit dan pembiayaan, kenaikan IHSG dan PDB Indonesia.
(akr)
tulis komentar anda