Pemulihan Ekonomi Global Masih Terbatas, Hanya China yang Diramal Tumbuh Positif
Rabu, 23 Desember 2020 - 05:25 WIB
JAKARTA - Sebelum muncul pandemi Covid-19 , pertumbuhan ekonomi global tercatat sudah melambat. Saat itu, lembaga-lembaga Internasional memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun 2019 akan lebih rendah dibandingkan tahun 2018.
IMF, misalnya, memperkirakan pertumbuhan tahun 2019 sebesar 3,2%, lebih rendah dibandingkan tahun 2018 yang sebesar 3,6%. Akhirnya ekonomi Global ditutup dengan pertumbuhan yang hanya 2,8% di tahun 2019.
Direktur Treasury dan Internasional Banking Bank Mandiri Panji Irawan menuturkan, penyebab utamanya waktu itu adalah adanya ketidakpastian akibat perang dagang antara Amerika Serikat dengan China.
( )
Perang dagang telah berdampak negatif terhadap ekonomi global karena menurunkan volume perdagangan dunia, yang pada akhirnya bisa menekan pertumbuhan ekonomi dunia.
"Jadi, yang ingin kami sampaikan saat ini adalah bahwa tantangan global memang sangat besar dan masih akan terus berlanjut di tahun-tahun mendatang. Sehingga penting bagi kita untuk terus waspada, terus meningkatkan kemampuan dalam mengelola perekonomian dan bisnis,serta selalu melihat peluang di tengah krisis sebagai antisipasi kita ketika memasuki fase pemulihan ekonomi kelak," kata Pandji saat economic outlook di Jakarta, Selasa (22/12/2020).
( )
IMF juga menyebutkan dalam laporan terakhirnya bahwa ekonomi global akan terkontraksi 4,4% tahun 2020 sebelum kemudian kembali positif di 5,2% tahun 2021.
Negara maju mengalami kontraksi yang lebih dalam tahun ini dibandingkan dengan negara berkembang yang memang masih memiliki sumber pertumbuhan dari perekonomian domestiknya.
"Pemulihan ekonomi global memang sudah mulai terlihat pada beberapa negara, namun situasi perkembangan penularan Covid-19 yang masih naik turun memang membatasi fase pemulihan yang lebih agresif," jelas pandji. Saat ini, menurut dia, hanya China, negara besar yang diperkirakan mampu mencatatkan pertumbuhan positif di 2020.
IMF, misalnya, memperkirakan pertumbuhan tahun 2019 sebesar 3,2%, lebih rendah dibandingkan tahun 2018 yang sebesar 3,6%. Akhirnya ekonomi Global ditutup dengan pertumbuhan yang hanya 2,8% di tahun 2019.
Direktur Treasury dan Internasional Banking Bank Mandiri Panji Irawan menuturkan, penyebab utamanya waktu itu adalah adanya ketidakpastian akibat perang dagang antara Amerika Serikat dengan China.
( )
Perang dagang telah berdampak negatif terhadap ekonomi global karena menurunkan volume perdagangan dunia, yang pada akhirnya bisa menekan pertumbuhan ekonomi dunia.
"Jadi, yang ingin kami sampaikan saat ini adalah bahwa tantangan global memang sangat besar dan masih akan terus berlanjut di tahun-tahun mendatang. Sehingga penting bagi kita untuk terus waspada, terus meningkatkan kemampuan dalam mengelola perekonomian dan bisnis,serta selalu melihat peluang di tengah krisis sebagai antisipasi kita ketika memasuki fase pemulihan ekonomi kelak," kata Pandji saat economic outlook di Jakarta, Selasa (22/12/2020).
( )
IMF juga menyebutkan dalam laporan terakhirnya bahwa ekonomi global akan terkontraksi 4,4% tahun 2020 sebelum kemudian kembali positif di 5,2% tahun 2021.
Negara maju mengalami kontraksi yang lebih dalam tahun ini dibandingkan dengan negara berkembang yang memang masih memiliki sumber pertumbuhan dari perekonomian domestiknya.
"Pemulihan ekonomi global memang sudah mulai terlihat pada beberapa negara, namun situasi perkembangan penularan Covid-19 yang masih naik turun memang membatasi fase pemulihan yang lebih agresif," jelas pandji. Saat ini, menurut dia, hanya China, negara besar yang diperkirakan mampu mencatatkan pertumbuhan positif di 2020.
(ind)
tulis komentar anda