Ini Tiga Perubahan Perilaku Konsumen Akibat Pandemi Covid-19
Senin, 28 Desember 2020 - 22:14 WIB
Menurut Hasan, kebutuhan akan wisata di masa pandemi ini sebenarnya tidaklah luntur. Kejenuhan selama pembatasan sosial adalah penyebabnya. Survei yang dilakukan Alvara Research Center menyebutkan, aktivitas yang paling diinginkan publik saat new normal adalah berwisata. "Namun karena masih ada kekawatiran tertular Covid-19 maka mereka lebih selektif dalam menentukan aktivitas dan destinasi wisata yang akan mereka kunjungi," katanya.
Dunia kerja juga berubah, meski sekarang beberapa kantor sudah mulai dibuka, namun mayoritas kantor-kantor masih menerapkan kebijakan karyawannya untuk bekerja di rumah. Demikian juga dengan kebijakan sekolah yang masih dilakukan secara daring, meski ada banyak keluhan dari orang tua dan guru dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh, tapi publik suka tidak suka harus mulai beradaptasi dengan pola pembelajaran ini.
Disisi lain, Pandemi Covid-19 di Indonesia membangkitkan solidaritas masyarakat Indonesia, tingkat donasi meningkat tajam, karakter gotong royong masyarakat Indonesia menjadi salah satu kekuatan utama kita dalam mengurangi dampak ekonomi yang ditimbulkan Covid-19. Publik berbondong-bondong menyalurkan bantuannya, baik dalam bentuk tunai maupun barang kepada pihak-pihak yang membutuhkan.
Ketiga adalah consumption impact, Dikatakan Hasan, pola konsumsi masyarakat juga berubah cukup signifikan. Penurunan daya beli berpengaruh cukup besar terhadap perubahan konsumsi masyarakat. Situasi ekonomi yang serba tidak pasti menyebabkan publik lebih memperioritaskan membeli kebutuhan pokok dan produk-produk terkait kesehatan.
"Pola belanja melalui online juga meningkat. Mereka tidak hanya membeli produk fashion atau produk elektronik, tapi produk makanan dan minuman pun mereka beli secara online. Semua aplikasi belanja online melaporkan adanya peningkatan transaksi selama pandemi," katanya.
Dunia kerja juga berubah, meski sekarang beberapa kantor sudah mulai dibuka, namun mayoritas kantor-kantor masih menerapkan kebijakan karyawannya untuk bekerja di rumah. Demikian juga dengan kebijakan sekolah yang masih dilakukan secara daring, meski ada banyak keluhan dari orang tua dan guru dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh, tapi publik suka tidak suka harus mulai beradaptasi dengan pola pembelajaran ini.
Disisi lain, Pandemi Covid-19 di Indonesia membangkitkan solidaritas masyarakat Indonesia, tingkat donasi meningkat tajam, karakter gotong royong masyarakat Indonesia menjadi salah satu kekuatan utama kita dalam mengurangi dampak ekonomi yang ditimbulkan Covid-19. Publik berbondong-bondong menyalurkan bantuannya, baik dalam bentuk tunai maupun barang kepada pihak-pihak yang membutuhkan.
Ketiga adalah consumption impact, Dikatakan Hasan, pola konsumsi masyarakat juga berubah cukup signifikan. Penurunan daya beli berpengaruh cukup besar terhadap perubahan konsumsi masyarakat. Situasi ekonomi yang serba tidak pasti menyebabkan publik lebih memperioritaskan membeli kebutuhan pokok dan produk-produk terkait kesehatan.
"Pola belanja melalui online juga meningkat. Mereka tidak hanya membeli produk fashion atau produk elektronik, tapi produk makanan dan minuman pun mereka beli secara online. Semua aplikasi belanja online melaporkan adanya peningkatan transaksi selama pandemi," katanya.
(nng)
tulis komentar anda